Soloraya
Kamis, 13 Agustus 2015 - 02:10 WIB

INVESTASI SOLO : Investasi Soloraya Mulai Bergeliat

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - IIustrasi (JIBI/dok)

Investasi Solo mulai menggeliat. Masyarakat lebih memilih menyimpan uang ke giro.

Solopos.com, SOLO — Iklim investasi di Solo dinilai mulai kembali tumbuh. Terlebih minat masyarakat menyimpan uangnya di deposito makin turun dan justru beralih ke giro.

Advertisement

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Solo, Ismet Inono, mengatakan dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun perbankan mencapai Rp50 triliun atau tumbuh 15,9% jika dibandingkan tahun sebelumnya (year on year/yoy) pada Juni.

Hal ini naik jika dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya naik 14,1% (yoy). Dia mengatakan peningkatan paling banyak terjadi pada giro yang tumbuh 23,2% dari bulan sebelumnya (month to month/mtm).

“Secara nominal simpanan giro naik hingga 36% yoy, deposito naik 17,9%, dan tabungan tumbuh 8,6%. Namun, tabungan masih memiliki pangsa pasar paling besar, yakni 46% disusul deposito sebanyak 37% dan sisanya giro sekitar 17%,” ungkap Ismet saat dihubungi Solopos.com, Selasa (11/8/2015).

Advertisement

Dia mengatakan peningkatan giro ini memberi indikasi yang baik. Masyarakat tidak lagi menyimpan uangnya dalam jangka panjang melalui deposito tapi memanfaatkannya untuk transaksi. Tren suku bunga deposito yang terus turun dari 7,65% hingga menyentuh 7,05% saat ini tidak terlalu berpengaruh terhadap minat masyarakat menyimpan uangnya pada jenis simpanan ini. Hal ini karena DPK secara umum mengalami penurunan suku bunga.

Ismet juga menyampaikan kredit investasi mengalami peningkatan. Sementara kredit modal kerja melambat dari 19,7% (yoy) saat Mei menjadi 17,2% (yoy) pada Juni. Dia mengungkapkan kenaikan kredit investasi pada Juni naik signifikan, yakni dari 0,5% (yoy) saat Mei menjadi 9% dan kredit konsumsi hanya naik 4,6%.

“Kredit di Soloraya paling besar disalurkan pada sektor PHR [perdagangan, hotel, dan restoran] sebanyak 35% kemudian disusul kredit di industri pengolahan sebanyak 28%,” ujarnya.

Advertisement

Hal ini menunjukkan aktivitas ekonomi di Soloraya masih baik. Penyaluran kredit kepada pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) naik 7,3% (yoy) dengan share sebanyak 37,54% terhadap total penyaluran kredit perbankan.

Ismet menyampaikan loan to deposit ratio (LDR) pada Juni lalu turun dari 113,33% menjadi 112,63%. Penurunan LDR ini dipengaruhi kenaikan DPK sebanyak 4,2% dari bulan sebelumnya (mtm). Peningkatan ini lebih tinggi jika dibandingkan peningkatan penyaluran kredit sebanyak 3,55% (mtm).

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif