SOLOPOS.COM - Suasana pintu masuk sisi utara di Terminal Tirtonadi, Solo, Senin (29/6/2015). Penggunaan cat warna merah muda pada dinding terminal merupakan salah satu strategi visual untuk memberikan kesan lembut terminal saat menyambut penumpang arus mudik Lebaran 2015. (JIBI/Solopos/Ivanovich Aldino)

Infrastruktur Solo, jembatan layang Terminal Tirtonadi dan Stasiun Solo Balapan bisa menjadi magnet investor menanamkan modal di Solo Utara.

Solopos.com, SOLO–Pembangunan infrastruktur sky bridge (jembatan layang) penghubung Terminal Tirtonadi-Stasiun Solo Balapan diproyeksikan bisa menjadi magnet awal penarik investor untuk menanamkan modalnya di kawasan Solo Utara.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Solo, Yosca Herman Soedradjad, menanggapi kebijakan pembangunan jembatan layang yang siap direalisasikan Kementerian Perhubungan, April mendatang.

“Pembangunan sky bridge penghubung Tirtonadi-Balapan otomatis menjadi nilai tambah bagi wilayah sekitarnya. Dengan dukungan pembangunan viaduk Gilingan, Jembatan Tirtonadi, restorasi Bendung Karet Kali Pepe, dan penataan kawasan bantaran kali, pembangunan di wilayah Solo Utara benar-benar digenjot tahun ini,” terangnya saat dihubungi Solopos.com, Senin (1/2/2016).

Banyaknya megaproyek yang  dialokasikan ke wilayah Solo Utara pada 2016 yang diawali dengan pembangunan jembatan layang, imbuh Herman, membuka peluang konsentrasi investor yang biasa terpusat di wilayah Solo bagian selatan dan tengah bisa bergeser ke wilayah utara.

“Multiplier effect sky bridge ini diharapkan bisa sampai menarik investor ke Solo Utara. Sehingga manfaat pembangunannya tidak cuma untuk meningkatkan pelayanan publik pengguna angkutan umum semata,” jelasnya.

Lebih lanjut Herman mencontohkan dampak pembangunan fisik Terminal Tirtonadi yang selesai direnovasi pada akhir 2015 lalu secara tidak langsung turut berkontribusi menggairahkan perekonomian di wilayah Solo Utara.

“Terminal di Tirtonadi nekat kami pertahankan [tidak dipindah di pinggir kota sesuai anjuran pemerintah pusat beberapa waktu lalu]. Tujuan awalnya biar minat masyarakat menggunakan kendaraan umum tidak mati. Ternyata dampaknya sampai pertokoan di sekitar Nusukan bisa tetap hidup, harga tanah di sekitar terminal terdongkrak. Apalagi dengan adanya rencana pembangunan mal dan hotel di terminal. Kami yakin nilai investasi [properti] di sekitar terminal ikut naik,” paparnya.

Herman juga sepakat dengan pandangan pengamat transportasi yang menyebut dampak pembangunan sky bridge salah satunya meningkatkan kesadaran masyarakat naik kendaraan umum. Menurutnya, dibutuhkan terobosan pelayanan agar grafik minat masyarakat pada kendaraan umum tidak melorot.

“Di setiap daerah kami amati tren menggunakan kendaraan umum terus merosot. Apalagi kepemilikan kendaraan pribadi makin gampang. Butuh strategi terus menerus agar masyarakat tidak meninggalkan kendaraan umum. Pembangunan terminal dengan pelayanan seperti bandara misalnya, dampaknya paling tidak sampai sekarang jumlah penumpang kami stabil di angka 8.000-12.000 orang/hari,” katanya.

Meskipun pembangunan berdampak meningkatkan kesadaran masyarakat menggunakan transportasi publik, Herman menyebut untuk bisa mengubah perilaku masyarakat total dibutuhkan dukungan penuh operator.

“Sekarang kondisi terminalnya sudah bagus. Tapi bagaimana kondisi armadanya? Butuh sinergi dan regulasi untuk agar masyarakat benar-benar bisa berpaling dari kendaraan pribadi,” ujarnya.

Sementara itu, Manager Humas PT KAI Daops VI/Yogyakarta, Eko Budiyanto, mengatakan sudah saatnya berbagai moda transportasi publik terkoneksi. “Pembangunan sky bridge sudah saatnya dilakukan. Saat ini eranya intermoda. Penumpang dari bandara bisa melanjutkan perjalanan dengan bus, dan disambung naik kereta api,” katanya.

Eko memproyeksi pembangunan integrasi moda transportasi kereta dan bus ke depan juga bisa memecahkan perkara konsentrasi kepadatan penduduk di wilayah perkotaan kecil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya