SOLOPOS.COM - Salah satu lokasi jagal anjing ilegal di Kecamatan Banjarsari, Solo, yang diduga membuang limbah ke sungai kemudian mengalir ke Bengawan Solo. (Istimewa/Koalisi DMFI)

Solopos.com, SOLO — Seorang anggota Koalisi Dog Meat Free Indonesia atau DMFI berinisial MS mengakui kerap mendapat intimidasi maupun ancaman selama melakukan investigasi praktik perdagangan daging anjing di Kota Solo.

Namun, MS mengatakan semua itu tak membuat patah arang untuk menguak kasus perdagangan daging anjing. Dia ingin publik memahami perdagangan daging anjing merupakan perbuatan ilegal dan melanggar peraturan perundang-undangan.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Sesuai perundang-undangan, daging anjing tidak termasuk dalam makanan konsumsi karena bukan merupakan sumber hayati produk peternakan, kehutanan atau jenis lainnya.

“Pemerintah harus tegas melarang perdagangan daging anjing. Mengapa di wilayah Jawa Tengah, termasuk Solo, perdagangan daging anjing tumbuh subur? Karena permintaan daging anjing di Jawa Timur dan Jawa Barat tidak sebanyak Jawa Tengah,” paparnya saat ditemui Solopos.com di Solo, Rabu (31/8/2022).

Lebih jauh, MS mengungkapkan Kota Bengawan menjadi surga bisnis perdagangan anjing yang menggiurkan dengan keuntungan berlipat ganda. Keuntungan menjual satu ekor anjing bisa mencapai Rp500.000-Rp800.000.

Baca Juga: Pemilik Rumah Jagal Anjing di Gilingan Solo Ngaku Kini Sudah Jarang Menjagal

Bisnis perdagangan daging anjing di Kota Bengawan sudah ada sejak puluhan tahun lalu. Perdagangan daging anjing di Solo tumbuh subur lantaran permintaan cukup tinggi. Di Kota Solo, terdapat sekitar 80 pedagang kaki lima (PKL) yang menjual kuliner olahan daging anjing.

Warung Pinggir Jalan

Secara terang-terangan, para pedagang menawarkan beragam menu makanan olahan berbahan daging anjing seperti satai dan rica-rica. Warung tersebut bisa dijumpai di pinggir jalan protokol di Kota Bengawan.

Tak hanya di pinggir jalan, warung olahan daging anjing bisa ditemui di pinggir-pinggir jalan perkampungan. Artinya, penggemar atau pelanggan kuliner daging anjing di Kota Solo cukup banyak.

Baca Juga: Sidak, Tim Gabungan Temukan Kandang Anjing Bawah Tanah di Gilingan Solo

Hal ini menjadi salah satu penyebab perdagangan daging anjing marak di Solo. Pengepul dan jagal anjing tak berkurang tapi justru kian menjamur. Mereka meraup pundi-pundi rezeki dari perdagangan daging anjing yang dipasok dari wilayah Jawa Barat.

“Satu kilogram daging anjing harganya Rp50.000. Biasanya, rata-rata berat anjing 5-6 kilogram. Misalnya, satu ekor anjing dibeli seharga Rp200.000-Rp250.000. Kemudian disembelih dan dijual lagi seharga Rp1 juta. Keuntungannya memang sangat menggiurkan dan cepat. Tinggal dikalikan saja berapa ekor dalam sehari,” kata MS.

Pengepul Anjing

Menurutnya, pengepul dan jagal di Kelurahan Gilingan, Banjarsari, Solo, hanya skala kecil. Biasanya, mereka kulakan belasan ekor anjing yang dipasok dari sejumlah daerah Jawa Barat. Masih ada pengepul dan jagal bermodal besar yang bisa menyembelih puluhan ekor anjing setiap hari.

Baca Juga: DMFI: Pembuangan Limbah Penjagalan Anjing ke Bengawan Solo Sudah Puluhan Tahun

Para pedagang kuliner olahan daging anjing membeli daging anjing di rumah pengepul sekaligus jagal anjing setiap hari. “Mereka sudah memiliki pelanggan tetap, yakni pedagang kaki lima. Mereka membeli daging anjing di rumah pengepul. Namun, ada juga yang membeli anjing dalam kondisi hidup,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Koalisi DMFI merilis hasil investigasi mereka mengenai praktik perdagangan daging anjing di Kota Solo. Menurut hasil investigasi itu, anjing-anjing dibunuh dan disembelih di rumah-rumah jagal dekat Sungai Bengawan Solo dan anak sungainya.

Lalu limbahnya yang berupa darah, jerohan, hingga sisa tulang dan ekor dibuang begitu saja ke sungai. DMFI mendokumentasikan hasil investigasinya yang salah satunya menunjukkan potongan ekor dan tulang anjing di pinggir Sungai Bengawan Solo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya