SOLOPOS.COM - Ilustrasi seorang karyawan sedang bekerja di pabrik PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL). Divisi garmen merupakan salah satu pilar usaha perusahaan tekstil berbasis di Sukoharjo ini. (Sritex.co.id).

Solopos.com, SUKOHARJO – Nilai investasi di Sukoharjo sepanjang 2023 gagal melampaui target yang ditetapkan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Para calon investor memilih wait and see atau menahan diri menjelang pelaksanaan kontestasi politik lima tahunan pada 2024.

Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sukoharjo, Djoko Purnomo, saat ditemui Solopos.com di kantor Mal Pelayanan Publik (MPP) Sukoharjo, Rabu (13/3/2024). BKPM menargetkan nilai investasi di Kabupaten Jamu pada 2023 senilai Rp2 triliun.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“Capaian realisasi nilai investasi sepanjang 2023 senilai Rp1.460.604.480 atau sekitar 73% dari target. Memang ada penurunan nilai investasi di Sukoharjo dibanding tahun sebelumnya,” kata dia.

Pria yang akrab disapa Ipung ini mengatakan realisasi nilai investasi meliputi penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan penanaman modal asing (PMA). Ada tiga kecamatan penyumbang investasi terbesar di Sukoharjo, yakni Kartasura, Grogol, dan Sukoharjo. “Kecamatan Baki di peringkat keempat. Tepat di bawah Kecamatan Sukoharjo yang duduk di peringkat ketiga,” ujar dia.

Lebih jauh, Ipung mengungkapkan realisasi investasi di Sukoharjo pada 2023 anjlok bukan tanpa sebab. Para calon investor memilih menahan diri selama Pemilu 2024 hingga masa transisi kepemimpinan terjadi. Alhasil, capaian nilai investasi sepanjang 2023 tak mencapai target yang ditetapkan BKPM.

“Pada 2022, capaian realisasi investasi melampaui target, yakni Rp1,9 triliun. Realisasi investasi ini paling tinggi dibanding daerah lain di wilayah Soloraya. Untuk 2023, target yang dicanangkan pemerintah pusat cukup tinggi. Sementara, para calon investor memilih wait and see,” ujar dia.

Berdasarkan catatan DPMPTSP Sukoharjo, pandemi Covid-19 memukul telak sektor perdagangan dan industri yang berdampak pada anjloknya realisasi nilai investasi di Kabupaten Jamu. Kala itu, iklim investasi di Sukoharjo terjun bebas selama lebih dari dua tahun pada 2020-2021. Pada 2020, capaian investasi di Sukoharjo hanya Rp517 miliar dari target Rp2,3 triliun.

Lantaran muncul pandemi Covid-19, pemerintah lantas menurunkan target nilai investasi pada 2021 menjadi Rp1,7 triliun. Namun, target tersebut lagi-lagi tak tercapai lantaran realisasi nilai investasi hanya Rp895 miliar. Setahun kemudian, Pemkab Sukoharjo baru bisa melampaui target dengan realisasi investasi mencapai Rp1,9 triliun dari target senilai Rp1,1 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya