Soloraya
Jumat, 13 Januari 2023 - 15:16 WIB

Iriana Jokowi Ternyata Suka Berburu Kuliner Pasar Gede Solo, Ini yang Dicari

Wahyu Prakoso  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Penjual Lenjongan Pasar Gede menyiapkan pesanan untuk pelanggan, Jumat (11/3/2022). (Solopos/Siti Nur Azizah)

Solopos.com, SOLO — Ibu Negara Iriana Jokowi ternyata suka berburu kuliner di Pasar Gede Solo. Ia juga tak lupa membelikan menu makanan atau jajanan kesukaan anaknya di pasar tersebut.

Hal itu diungkapkan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka saat diwawancarai wartawan di Balai Kota Solo, Kamis (12/1/2023). Gibran mengaku memiliki sejumlah makanan favorit di Pasar Gede Solo dan ibundanya kerap berburu kuliner kesukaan Gibran.

Advertisement

“Yang dari kecil sampai sekarang masih konsisten kan ini kayak ayam goreng. Ket ndek ben ibu tuku ayam goreng, usus, dawet iseh eksis sampai sekarang,” kata Gibran.

Ia menjelaskan banyak kenangan di pasar yang pembangunannya melibatkan arsitek terkenal dari Eropa Ir Herman Thomas Kartsen pada 1927-1930 itu. Pedagang di Pasar Gede Solo memperingati hari ulang tahun ke-93 pasar tersebut, Kamis siang.

“Apa-apa di dalamnya  luar biasa sekali, tidak bisa ditemukan di kota-kota lain. Dawetnya, jajanan pasarnya, keramahtamahannya, ibu-ibu, mbok-mbok di situ menjadi pembeda,” ungkapnya.

Advertisement

Laman resmi Pemkot Solo menjelaskan pelancong datang ke Kota Solo berkunjung ke Pasar Gede Hardjonagoro  karena menyajikan beragam kebutuhan bahan pokok yang lengkap. Mulai dari sembako hingga beragam kuliner tradisional khas Kota Solo ada di Pasar Gede.

Alasan ini menjadikan Pasar Gede sebagai salah satu pasar tertua di Indonesia yang selalu ramai pengunjung. Khususnya pengunjung kalangan wisatawan waktu libur nasional.

Pasar ini dinamakan Gede karena bangunannya menyerupai benteng dengan pintu masuk seperti istana yang beratap besar dan megah. Sementara Hardjonagoro diambil dari nama seorang keturunan Tionghoa yang mendapat gelar KRT Hardjonagoro dari Keraton Solo.

Advertisement

Secara fisik, banyak sekali ditemukan keberagaman unsur budaya Jawa, Belanda, dan Tiongkok dalam bangunan pasar yang usianya hampir mencapai satu abad ini. Beberapa bagunan yang berada di Pasar Gede juga maupun sekitarnya juga termasuk dalam bagian dari cagar budaya Indonesia.

Pasar Gede Solo juga sebagai simbol harmoni kehidupan sosial budaya yang berkembang di Kota Bengawan. Sebagai contoh, tak jauh dari lokasi Pasar Gede, terdapat pemukiman warga Tionghoa lengkap dengan bangunan klenteng tertua di Solo, Kelenteng Tien Kok Sie.

Pada setiap perayaan Tahun Baru Imlek, kawasan Pasar Gede  Solo disulap menjadi tempat yang menarik dan menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Solo.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif