SOLOPOS.COM - Warga menangkap ikan di saluran irigasi Colo Barat, Desa Nambangan, Kecamatan Selogiri, Wonogiri, yang sedang dikeringkan pada Senin (16/10/2023). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Para petani Wonogiri pemanfaat air irigasi Colo Barat dari Bendung Colo di Nguter, Sukoharjo, belum bisa mulai menanam padi meski pintu saluran irigasi itu telah dibuka per Sabtu (9/12/2023).

Penyebabnya, debit air dari saluran irigasi tersebut masih terlalu kecil. Ketua Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) Colo Barat, Rusdianto, mengatakan suplai air yang masuk ke saluran irigasi Colo Barat hanya 4,5 meter kubik per detik.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Debit air itu belum mampu mengaliri saluran irigasi Colo Barat dari Wonogiri sampai Klaten. Air yang masuk dari Bendung Colo hanya mampu mengalir sejauh empat kilometer di Colo Barat atau hanya sampai Desa Jaten, Selogiri. Volume airnya pun masih terlalu sedikit mengairi sawah.

“Akibatnya masa tanam padi di Selogiri sampai Klaten yang memanfaatkan air irigasi Colo Barat terpaksa mundur. Ini belum mulai, kecuali sawah yang sudah ada sumurnya, itu sudah bisa mulai tanam,” kata Rusdianto kepada Solopos.com, Selasa (12/12/2023).

Dia mengatakan di Wonogiri ada sekitar 632 hektare lahan sawah yang memanfaatkan air dari saluran irigasi Colo Barat. Artinya lebih kurang lahan seluas itu akan mengalami tunda masa tanam. Saat saluran irigasi sudah terisi para petani pasti akan cepat-cepat menanam.

Tetapi keterbatasan tenaga buruh tani membuat masa tanam tidak mungkin serentak. Paling tidak dengan lahan seluas itu dan dengan ketersediaan buruh tani yang ada, membutuhkan waktu sekitar tiga pekan sampai semua petani selesai menanam.

Pola Tanam Berubah

Menurut dia, hal ini tentu akan mengubah pola tanam para pemakai air saluran irigasi Colo Barat di Wonogiri dan Klaten menjadi tidak sama. Pola tanam itu akan teraplikasi terus menerus. Dampak dari hal itu, ketika jadwal saluran irigasi Colo Barat ditutup tahunan, masih ada beberapa petani yang belum memasuki masa panen.

Rusdianto memahami saat ini tinggi muka air atau TMA Waduk Gajah Mungkur di Wonogiri belum mencapai 127 meter di atas permukaan lain (mdpl) sebagai syarat pintu saluran air Colo Barat maupun Timur dibuka.

Tetapi penutupan saluran irgasi itu sudah terlalu lama yakni sejak 16 Oktober 2023 lalu. Sedianya jadwal penutupan dilakukan selama sebulan untuk perawatan saluran irigasi namun tahun ini mundur sampai hampir dua bulan.

“Nah ini yang perlu dievaluasi bersama. Selama ini kami para petani itu seolah hanya menjadi objek. Tidak pernah dilibatkan dalam mengambil kebijakan,” ujar dia.

Dia menambahkan saat ini para petani baru mulai menyiapkan benih padi dengan memanfaatkan air hujan. Tetapi jika benih padi itu tidak kunjung ditanam maka kualitas tanaman akan buruk dan berdampak pada penurunan produksi.

Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Wonogiri, Dwi Sartono, menyampaikan saat ini petani tadah hujan pun belum banyak yang mulai menanam karena curah hujan masih rendah.

Mereka baru mulai berani menanam jika curah hujan sedang. Saat ini sudah ada petani yang menyiapkan benih, tetapi hal itu rawan gagal ditanam karena hingga saat ini curah hujan masih rendah.

“Sudah ada beberapa petani yang menanam, tetapi karena curah hujan rendah, jadi gagal. Merugi. Padahal mereka biasanya hutang lebih dulu untuk modal tanam,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya