Soloraya
Rabu, 13 April 2022 - 11:44 WIB

Isak Tangis Iringi Pemakaman Bocah Kartasura yang Meninggal Dianiaya

Magdalena Naviriana Putri  /  Sri Sumi Handayani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Peti jenazah korban penganiayaan berujung maut di Desa Ngabeyan, Kartasura, Sukoharjo, UF, 7, dibawa ke tempat pemakaman setempat Rabu (13/4/2022). (Solopos/Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO — Ibu angkat bocah perempuan warga Desa Ngabeyan, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, UF, 7, yang diduga menjadi korban penganiayaan kakak angkatnya itu tampak hadir saat pemakaman.

Ibu angkat korban diduga tidak berada di rumah saat salah seorang anak kandungnya menganiaya bocah malang itu. Ia berdomisili di luar kota. Dia datang ke rumah duka sekitar pukul 09.35 WIB. Kondisinya lemas dan menangis tersedu saat melihat jenazah putri angkatnya itu terbujur kaku di dalam peti. “Ibu pulang, Nak. Ibu pulang, Nak,” tutur dia sambil menangis memeluk peti korban, Rabu (13/4/2022).

Advertisement

Seketika momen itu membuat pelayat turut banjir isak tangis. Mereka mengenang bocah mungil yang dulunya ceria kini terkulai di dalam peti jenazah. Para pelayat memadati rumah korban sejak pagi hingga pukul 09.30 WIB. Rumah duka terlihat penuh sesak.

Baca Juga : Jenazah Bocah Korban Penganiayaan di Kartasura Diautopsi

Advertisement

Baca Juga : Jenazah Bocah Korban Penganiayaan di Kartasura Diautopsi

Tak hanya warga, rumah duka juga dipadati polisi, perangkat desa, camat, hingga beberapa wartawan. Sambil menahan tangis, Kepala Desa Ngabeyan, Djoko Raharjo, mengimbau warga untuk lebih peka terhadap keadaan sekitar. Ia mempersilakan warga melapor jika melihat kejadian serupa di lingkungan sekitar tempat tinggal.

“Mangga kita peduli dengan masyarakat sekitar kita. Kalau ada yang janggal, ada yang tidak semestinya, langsung bisa diantisipasi. Segera lapor ke Ketua RT, lapor ke Pak Lurah ataupun Pak Bayan,” jelasnya dengan suara bergetar saat mengiringi prosesi pemakaman.

Advertisement

Baca Juga : Sebelum Meninggal, Bocah Kartasura Dipukul dan Dibanting Kakak Sepupu

Ditemui di lokasi rumah duka, Camat Kartasura, Joko Miranto, berharap kejadian tersebut kali terakhir terjadi di Kecamatan Kartasura. “Saya merasa prihatin. Ngelus dada [mengelus dada] terhadap kekerasan dalam rumah tangga, khususnya kepada anak. Bagaimanapun juga anak adalah amanah dari Tuhan yang harus kita jaga, kita rawat. Ketika kita meninggal akan dimintai pertanggungjawaban,” jelasnya.

Dia juga akan mengimbau warganya untuk membentuk desa layak anak. Nantinya warga akan mendapatkan edukasi, sosialisasi, dan motivasi agar anak-anak mempunyai perlindungan hukum dan terpenuhi hak-hak sipilnya.

Advertisement

Diberitakan sebelumnya, UF, 7, bocah perempuan warga Ngabeyan, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo, meninggal dunia dengan kondisi tubuh penuh luka lebam. Bocah yang masih duduk di bangku Taman Kanak-Kanak (TK) diduga menjadi korban penganiayaan yang dilakukan oleh kakak angkat korban yang juga kakak sepupunya, F, 18.

Baca Juga : Bocah 7 Tahun di Kartasura Meninggal, Tubuhnya Penuh Luka Lebam

Pada Selasa (12/4/2022), polisi telah menangkap F yang masih berstatus pelajar SMA. Kapolsek Kartasura, AKP Mulyanta, menjelaskan berdasarkan keterangan saksi dan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), korban UF meninggal dunia setelah dianiaya oleh kakak angkatnya menggunakan pembersih tempat tidur dari rotan dan tali rafia.

Advertisement

Kapolsek menyebut pelaku juga sempat membanting korban di dalam rumah sehingga kepala korban membentur lantai rumah. “Tali rafia digunakan untuk mengikat tangan korban. Pelaku juga memukul tubuh korban menggunakan rotan sehingga sekujur tubuhnya lebam-lebam,” kata dia mewakili Kapolres Sukoharjo, AKBP Wahyu Nugroho Setyawan, saat dihubungi Solopos.com, Selasa malam.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif