Soloraya
Rabu, 16 Februari 2022 - 09:24 WIB

Iseng-iseng yang Hasilkan Cuan, Pria di Boyolali Sukses Budidaya Maggot

Nimatul Faizah  /  Sri Sumi Handayani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Maggot hasil budidaya Rudiyanto yang dipamerkan olehnya kepada wartawan pada Selasa (16/2/2022). Ia mengatakan, dalam seminggu, ia bisa memanen lima hingga tujuh kwintal. (Solopos/Ni'matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Pria asal Desa Trayu, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Rudiyanto, melakukan budidaya maggot sebagai alternatif pakan lele, ayam, unggas, dan burung.

Sebagai informasi, maggot atau sering disebut belatung merupakan larva dari jenis lalat Black Soldier Fly (BSF). Rudiyanto mengaku membudidayakan maggot berawal dari iseng.

Advertisement

Baca Juga : Selangkah Lagi, Maggot Gempol Klaten Tembus Pasar Ekspor

“Saya sudah 1,5 tahun menenekuni budidaya maggot. Dapat ide awalnya iseng ya, dari YouTube dan belajar dari YouTube,” ungkap Rudiyanto kepada wartawan saat ditemui Selasa (15/2/2022) di tempat budidaya.

Dalam seminggu, Rudiyanto mengaku menghasilkan lima hingga tujuh kuintal maggot. “Harganya Rp7.000 per kilogram kalau partai besar. Kalau eceran Rp10.000,” jelasnya.

Advertisement

Baca Juga : Bisa Kurangi Puluhan Kg Sampah Organik, DKPP Solo Budidayakan Maggot

Jika dihitung menggunakan acuan jumlah dan harga panen terendah, paling tidak Rudiyanto menghasilkan Rp3,5 juta per minggu. Lebih lanjut, Rudiyanto mengatakan pasar untuk menjual maggot sudah terbentuk. “Saya buang [jual] ke daerah Klaten dan Jogja. Itu sudah diambil,” tutur dia.

Ia mengungkapkan pasar maggot sangat ramai bahkan kewalahan memenuhi kebutuhan pembeli. “Itu kadang saya carikan maggot ke tempat budidaya lain,” ungkapnya.

Advertisement

Baca Juga : Melihat Budidaya Maggot Sebagai Sarana Edukasi di Taman Winasis Solo

Saat awal membangun usaha, Rudiyanto mengaku pasar maggot menjadi salah satu kendala. Namun, sekarang kendala yang ia hadapi bukan lagi pasar, tapi pakan. “Pakannya kewalahan. Kalau pakannya ya limbah resto, limbah makanan yang sudah basi. Sama sayuran-sayuran.”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif