Soloraya
Kamis, 22 Desember 2022 - 20:50 WIB

Isi Liburan di Mangkunegaran Solo, Ada Kelas Tari hingga Foto Busana Adat Lo

R Bony Eko Wicaksono  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah penari Kemantren Langenpraja berlatih tari di Pendapi Ageng, Pura Mangkunegaran, Solo, Rabu (31/8/2022). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Pura Mangkunegaran Solo menggelar sederet kegiatan untuk mengisi liburan akhir tahun pada 23 Desember 2022-1 Januari 2023. Kegiatan itu bagian dari upaya pengembangan Mangkunegaran guna mendekatkan dengan masyarakat dan menggairahkan pariwisata di Kota Solo.

Ada empat kegiatan utama yang digelar di kompleks Pura Mangkunegaran. Mulai dari demo masak kua apam khas Mangkunegaran, kelas tari gaya Mangkunegaran, foto dengan busana adat, serta perkenalan aksara Jawa.

Advertisement

Seluruh kegiatan bakal dipandu para abdi dalem mulai dari juru masak, pustakawan, hingga penari Pura Mangkunegaran. Tim Ahli KGPAA Mangkunagoro X, R Christopher S Lebe, mengatakan demo masak apam khas Mangkunegaran dibuka pada 26 Desember 2022-1 Januari 2023.

Kegiatan itu dibagi dua sesi pada 26-30 Desember 2022 dan tiga sesi pada 31 Desember 2022-1 Januari 2023. “Nanti, wisatawan diberi kesempatan untuk ikut memasak apam khas Mangkunegaran. Jadi tidak hanya beli apam terus dimakan melainkan ikut belajar memasak apam dengan adonan yang sudah disiapkan para abdi dalem,” katanya saat diwawancarai Solopos.com, Kamis (22/12/2022).

Advertisement

Kegiatan itu dibagi dua sesi pada 26-30 Desember 2022 dan tiga sesi pada 31 Desember 2022-1 Januari 2023. “Nanti, wisatawan diberi kesempatan untuk ikut memasak apam khas Mangkunegaran. Jadi tidak hanya beli apam terus dimakan melainkan ikut belajar memasak apam dengan adonan yang sudah disiapkan para abdi dalem,” katanya saat diwawancarai Solopos.com, Kamis (22/12/2022).

Bagi wisatawan yang tertarik untuk berfoto dengan busana adat Jawa bisa langsung mengunjungi Pura Mangkunegaran Solo setiap hari pukul 09.00 WIB-14.00 WIB. Foto bisa dilakukan selama busana adat masih tersedia untuk para wisatawan.

Baca Juga: Bikin Penasaran, Buku Gibran Wali Kota Karbitan Dirilis Besok di Taman Pracima

Advertisement

“Wisatawan bisa belajar tarian khas Mangkunegaran seperti Beksan Gambyong Pareanom untuk putri dan Beksan Bondoyudho unuk putra. Sekaligus mengenalkan gerak tari Jawa ada unsur pernapasan, keseimbangan, kesabaran, olah rasa dan olahraga. Jadi ketika menari ada proses batiniah dan fisik yang dilakukan,” ujar dia.

Belajar Membaca dan Menulis Aksara Jawa

Kedua tari gaya Mangkunegaran tersebut juga ditampilkan saat kegiatan bertajuk Kemantren Langenpraja International Roadshow 2022 di Autralia, Malaysia, dan Thailand pada September. Kegiatan itu bertujuan mengenalkan budaya Jawa ke luar negeri.

Baca Juga: Asyik! Night Market Kembali ke Ngarsapura Solo pada Malam Tahun Baru 2023

Advertisement

Sementara kegiatan terakhir untuk mengisi masa libur akhir tahun di Pura Mangkunegaran Solo adalah kelas menulis dan membaca aksara Jawa. “Para wisatawan diajarkan menulis aksara Jawa dan mencoba menyalin beberapa kutipan serat atau naskah koleksi Reksa Pustaka Mangkunegaran. Nanti, mereka juga diajari menulis nama menggunakan aksara Jawa. Bisa dibawa pulang sebagai kenang-kenangan,” paparnya.

Menurut Lebe, sederet kegiatan tutup tahun di Pura Mangkunegaran merupakan bagian dari upaya pengembangan dengan merujuk pada potensi sejarah, seni dan budaya serta wisata. Hal ini sesuai visi Praja Mangkunegaran yang menitikberatkan pada tiga hal utama, yakni penggalian, pelestarian, dan pengembangan.

“Tidak ada target khusus jumlah peserta karena tujuan utamanya adalah lebih mendekatkan Mangkunegaran dengan masyarakat. Tentunya, mengenalkan beragam potensi sehingga masyarakat lebih mengenal dan menjaga kebudayaan.”

Advertisement

Baca Juga: Taman Pracima Mangkunegaran Solo Dibuka 21 Januari, Intip Sederet Fasilitasnya

Sementara itu, KGPAA Mangkunagoro X saat berbincang dengan Solopos.com, belum lama ini, menyampaikan penggalian, pelestarian dan pengembangan budaya di Pura Mangkunegaran Solo merujuk pada Probodipo guna mewujudkan negeri yang bersinar dan bercahaya.

Probodipo merupakan istilah program kerja yang sesuai visi dan misi Pura Mangkunegaran dalam penggalian, pelestarian, dan pengembangan budaya. “Probodipo itu istilah bagi saya dan almarhum Romo [KGPAA Mangkunagoro IX] saat berdiskusi dalam pengembangan budaya. Probodipo itu bermakna negeri yang bersinar dan bercahaya. Salah satunya dengan mendekatkan dan berdampak positif bagi masyarakat,” katanya.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif