SOLOPOS.COM - Tim PKM ISI Solo berfoto dengan kelompok pembatik Desa Girilayu, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, desa setempat, beberapa waktu lalu. (Istimewa/ISI Solo)

Solopos.com, KARANGANYAR–Tim dosen Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Jurusan Kriya pada Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Seni Indonesia (ISI) Solo mengadakan pelatihan bagi paguyuban batik Giri Arum Desa Girilayu, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar.

Pelatihan dilakukan untuk meningkatkan produk suvenir batik dalam rangka mendukung wisata religi yang ada di sekitar wilayah tersebut.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Pelatihan yang diadakan sejak Agustus hingga Oktober 2022 tersebut khususnya mengembangkan motif hias relief Candi Sukuh dan Wayang Purwa. Tim PKM terdiri atas tiga dosen dan dua mahasiswa.

Tim memberikan pelatihan dan praktik mandiri kepada pengrajin batik terpilih. Di antaranya tim membuatkan pola yang mengacu motif relief Candi Sukuh dan Wayang Purwa dan menjelaskannya kepada pengrajin batik.

Baca Juga: Akademisi Turut Kembangkan Desa Wisata Batik Girilayu Karanganyar

Selanjutnya para pengrajin mempraktikkannya dengan pencantingan pada kain mori untuk batik hias/lukis dan kayu. Selanjutnya pola tersebut diwarna dengan teknik batik, dilorot, dan finishing.

Sementara itu, setelah pelatihan, tim menggelar focus group discussion (FGD) pada akhir Oktober untuk pengembangan wawasan bagi para pembatik dari paguyuban tersebut.

FGD ini dihadiri peserta dari tim PKM ISI Solo, pemerintah desa Girilayu, tokoh pendidikan, ketua dari 12 kelompok batik yang tergabung Paguyuban Batik Giri Arum, serta anggota pembatik Wahyu Sari yang telah berlatih membuat batik kayu dan batik lukis/hias motif wayang.

Salah satu dosen dari tim, Danang Priyanto, mengatakan dalam FGD itu ada tiga pembicara dosen, termasuk dirinya. Yakni Agus Ahmadi, yang menyampaikan tentang Program Pelatihan dan Pengembangan Batik Hias untuk Suvenir Wisata di Girilayu, Danang menjelaskan tentang proses pembuatan batik secara tradisional dan pewarnaan batik hias dan Moh. Ubaidul Izza, menyampaikan tentang pengenalan batik kayu dan keberagaman produk batik kayu untuk suvenir.

Baca Juga: Ekspedisi UMKM 2022: Kisah Perjuangan Pengrajin Batik Girilayu Karanganyar

“Di antara hasil diskusi yang disampaikan oleh sesepuh usaha batik di sana bahwa batik Girilayu sudah ada sejak seratusan tahun yang lalu. Banyak buruh wanita yang mengerjakan penyantingan batik tulis di desa Girilayu. Mayoritas untuk kain jarik yang kebanyakan dipesan oleh keluarga raja Mangkunegaran dan juragan atau pengusaha batik di Solo,” ujar dia kepada Solopos.com, Jumat (11/11/2022).

Ibu-ibu diharapkan agar tidak melupakan sejarah tersebut dan dapat meneruskannya kepada generasi berikutnya. Sehingga Girilayu sebagai Desa Wisata Batik sejak 2022 ini bisa lebih maju dan berkembang.

Selain itu, rintisan PKM ISI Solo ini bisa menjadi titik awal dalam meningkatkan produk suvenir batik dalam rangka mendukung wisata religi di wilayah itu seperti Astana Mangadeg, Astana Girilayu, dan Astana Giribangun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya