Soloraya
Jumat, 10 November 2023 - 21:56 WIB

Istri Ungkap sebelum Meninggal Cak Diqin Sudah Rutin Cuci Darah sejak 2017

Bayu Jatmiko Adi  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Jenazah Cak Diqin saat diberangkatkan dari rumah duka di Banyudono, Boyolali, menuju permakaman, Jumat (10/11/2023) siang. (Solopos/Bayu Jatmiko Adi)

Solopos.com, BOYOLALI –– Penyanyi dan pencipta lagu-lagu campursari, Muhammad Sodiqin alias Cak Diqin, yang meninggal dunia di RSUD Pandan Arang Boyolali, Jumat (10/11/2023) pagi, langsung dimakamkan siang harinya.

Berdasarkan pantauan Solopos.com, pada Jumat pukul 13.00 WIB, sejumlah orang sudah berdatangan di rumah duka. Jenazah Cak Diqin juga sudah berada di rumah yang berlokasi di RT 013/RW 003, Glagahan, Desa Jipangan, Banyudono, Boyolali, itu.

Advertisement

Selanjutnya sekitar pukul 13.41 WIB, jenazah Cak Diqin diberangkatkan dari rumah duka menuju pemakaman di Glagahan, Desa Jipangan, Banyudono, Boyolali.

Istri Cak Diqin, Sri Lestari yang akrab disapa Nyimut, menyempatkan menemui wartawan yang berdatangan ke rumah duka. Ia tidak menyebut secara pasti penyebab meninggalnya sang suami.

Advertisement

Istri Cak Diqin, Sri Lestari yang akrab disapa Nyimut, menyempatkan menemui wartawan yang berdatangan ke rumah duka. Ia tidak menyebut secara pasti penyebab meninggalnya sang suami.

Nyimut hanya mengatakan Cak Diqin sudah rutin cuci darah sejak 2017 lalu. Pada Selasa (7/11/2023) malam, Cak Diqin harus dibawa ke rumah sakit karena kondisi kesehatannya menurun. “Tidak mau makan, lemes, kesadaran juga terganggu,” kata Nyimut mengenang situasi pada Selasa malam itu.

Kepergian penyanyi dan pencipta lagi campursari yang legendaris itu untuk selamanya meninggalkan duka yang mendalam bagi rekan sesama seniman serta para penggemar.

Advertisement

Warisan Lagu-Lagu Legendaris

Muhammad Syakirun atau lebih dikenal dengan nama panggung Kirun, yang mewakili para seniman memberikan sambutan mengatakan hari itu banyak seniman baik dari bidang musik, dalang, komedi dan lainnya, datang untuk memberikan penghormatan kepada sosok Cak Diqin.

Menurutnya, para seniman yang hadir itu kaget karena sebelumnya tidak tahu Cak Diqin sakit dan dirawat di rumah sakit. Baru pada Jumat pagi pukul 07.00 WIB ada kabar duka bahwa Cak Diqin meninggal dunia.

Seniman lain, Bagyo Gareng, juga mengaku merasa kehilangan sosok Cak Diqin. Baginya Cak Diqin semasa hidupnya merupakan teman, partner, sekaligus musuh.

Advertisement

Sebab saat di panggung, sudah bisa dipastikan akan terjadi cekcok di antaranya keduanya. Namun dari situlah kemudian bisa memancing tawa masyarakat atau penonton.

“Mungkin nantinya saya tidak akan mendapat pasangan seperti almarhum, yang dapat diajak bertengkar namun membuat orang ketawa. Ini saya sangat kehilangan. Semoga diterima di sisi Allah, dimaafkan semua salahnya,” kata dia.

Rasa kehilangan juga disampaikan seniman lawak, Marwoto. “Seniman atau masyarakat Indonesia merasa kehilangan dengan meninggalnya Cak Diqin,” kata dia.

Advertisement

Meski dikenal sebagai seniman, namun di akhir-akhir masa hidupnya, Cak Diqin ternyata juga aktif di jalan religi. Di rumahnya di Banyudono, Boyolali, dia aktif menggelar pengajian. Bahkan dia juga menggagas pendirian Pondok Pesantren Tanah Jawi dan Rumah Quran.

Cak Diqin akan terus dikenang melalui karya-karyanya. Beberapa lagu di antaranya yang terkenal dan menjadi warisannya ada Mr. Mendem, Tragedi Tali Kutang, Mendem Wedokan, Cinta Tak Terpisahkan, dan Asmara Jumat Kliwon.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif