SOLOPOS.COM - Ilustrasi tanah longsor. (Freepik.com)

Solopos.com, WONOGIRI — Bencana tanah longsor masih menjadi ancaman terbesar di hampir seluruh wilayah Kabupaten Wonogiri. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri mencatat ada 264 peristiwa bencana alam dalam kurun waktu sepekan, Jumat-Kamis (10-16/2/2023).

Bencana itu dipicu hujan dengan intensitas tinggi. Dari jumlah kejadian bencana itu, tanah longsor paling banyak terjadi disusul banjir dan tanah bergerak. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD Wonogiri, Teguh Setiyono, melalui Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Sri Maryati, mengatakan longsor menjadi bencana dengan potensi kejadian paling tinggi di Wonogiri.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Dibandingkan banjir dan angin kencang, pemetaan potensi bencana tanah longsor ada di hampir seluruh wilayah di Wonogiri, yaitu di 20 dari 25 kecamatan. Topografi Wonogiri yang berbukit dan bertebing dengan tingkat kemiringan ekstrem menjadi faktor mengapa tanah longsor menjadi bencana paling banyak terjadi di Kota Sukses.

Pada sisi lain, pohon di hutan dan ladang di Wonogiri banyak ditebangi sehingga menjadi lahan gundul dan menimbulkan ancaman bencana longsor. Akibat penebangan itu, tanah tidak terikat dengan akar-akar pohon dan menjadi lebih mudah longsor ketika terjadi hujan.

“Contoh saja di Kecamatan Tirtomoyo. Di sana, sudah banyak wilayah hutan yang gundul, kalau kemarau itu sampai kelihatan tanah-tanahnya dari kejauhan,” kata Maryati saat ditemui Solopos.com di Kantor BPBD Wonogiri, Selasa (21/2/2023).

Dalam sepekan lalu, banyak kejadian tanah longsor yang menimpa rumah-rumah warga. Hal itu karena banyak rumah yang didirikan baik di tepi jurang atau di bawah tebing di beberapa wilayah rawan longsor seperti di Jatipurno, Jaitroto, Tirtomoyo, dan Kismantoro.

Perlu ada kesadaran warga untuk tidak mendirikan rumah di area rawan tanah longsor. Selain itu, masyarakat juga harus sadar tidak menebang pohon di hutan dan ladang secara sembarangan. Harus ada penanaman pohon kembali agar terhindar dari ancaman bencana longsor di lahan gundul Wonogiri.

Daerah Rawan Banjir

“BPBD Wonogiri bisa menyediakan bibit pohon yang diinginkan. Masyarakat hanya perlu mengajukan permohonan nanti kami bisa mengirimkan ke tempat pemohon,” ujar dia.

Sementara itu, bencana banjir di pemukiman di dekat Sungai Bengawan Solo seperti di Giritirto dan Giripurwo, Kecamatan Wonogiri, sudah menjadi bencana tahunan setiap musim hujan tiba. Pemukiman di wilayah itu terlalu dekat dengan aliran Sungai Bengawan Solo.

Akibatnya, ketika air sungai meluap karena debit air tinggi pemukiman tersebut menjadi tergenang. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda Litbang) Wonogiri, Heru Utomo, menyampaikan belum ada manajemen kebencanaan yang optimal di Wonogiri.

Dia menjelaskan wilayah-wilayah yang masih berada dalam ancaman bencana longsor merupakan wilayah yang jauh dari pusat kota Wonogiri. Sementara peralatan untuk evakuasi bencana masih terpusat di kota.

Ketika terjadi bencana dan membutuhkan peralatan berat untuk evakuasi, perlu menunggu lama untuk sampai ke lokasi. Padahal kalau terjadi bencana, sebisa mungkin segera tertangani. “Saya yakin kecamatan, desa, dan warga pasti segera turun tangan ketika ada bencana. Tapi kan itu saja tidak cukup. Harus ada sarana prasarana yang mendukung,” kata Heru saat berbincang dengan Solopos.com di kantornya.

Heru mencontohkan manajemen kebencanaan harus segera diperbaiki. Misalnya, untuk daerah-daerah yang rawan banjir seperti di Pracimantoro dan sekitarnya memerlukan perahu karet. Sedangkan di wilayah rawan tanah longsor harus disiapkan alat berat.

“Jadi semacam ada distrik-distrik tertentu, ada alat-alat tertentu yang sesuai potensi bencana di sana. Selama ini kami belum punya itu. Gagasan saya sebenarnya seperti itu,” katanya. Sebagai informasi, Wonogiri menjadi salah satu daerah zona merah bencana yang ditetapkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya