SOLOPOS.COM - Seorang wartawan mengabadikan video tentang bonsai anting putri milik orang Jepara yang mendapatkan bendera empat atau best in show dalam pameran bonsai nasional bertema Wonderful Bonsasi Sukowati #2 Sragen yang dihelat di Alun-alun Sasana Langen Putra Sragen, Sabtu (6/5/2023).

Solopos.com, SRAGEN — Bonsai anting putri berukuran L setinggi 79 cm milik H. Ahmad Ulin Nuda dari Jepara, Jawa Tengah, terpilih menjadi bonsai terbaik dengan predikat best in show dari 419 tanaman bonsai dalam Pameran Bonsai Nasional bertajuk Wonderful Bonsai Sukowati #2 di Alun-Alun Sasana Langen Putra Sragen, Sabtu (6/5/2023).

Masyarakat dapat melihat kualitas tanaman bonsai dari berbagai daerah di Pulau Jawa hingga Kamis (11/5/2023) besok. Pameran bonsai nasional itu dibuka Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati pada Jumat (5/5/2023) sore.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Dalam pembukaan itu juga dilakukan undian motor bagi peserta pameran. Peserta dari Tangerang beruntung mendapatkan doorprize berupa satu unit motor.

Bupati Yuni juga menjadi salah satu peserta dalam pameran itu. Bonsai jenis klampis ireng atau terkenal dengan sebutan arabika milik Bupati diikutkan dalam kelas utama di pameran itu. Bonsai ini kali kedua ikut dalam pameran nasional itu.

Koordinator Umum Panitia Pameran Nasional Wonderful Bonsai Sukowati #2 Sragen, Hany Susanto, saat ditemui wartawan, mengungkapkan total ada 419 bonsai yang terbagi atas empat kelas yakni kelas prospek 198 tanaman, kelas pratama 147 tanaman, kelas madya ada 40 tanaman, dan kelas utama ada 24 tanaman.

“Penilaian sudah selesai. Penancapan bendera selesai. Best ten dengan dua bendera, best in class dengan tiga bendera, dan best in show dengan empat bendera sudah ada, tinggal melihat langsung,” ujar Hany.

Dia menyampaikan penjurian dilakukan selama empat hari oleh tim juri dari Perkumpulan Penggemar Bonsasi Indonesia (PPBI) yakni dari Jakarta, Wonosobo, dan daerah lain. Dia menyatakan juri dari Sragen tidak boleh menilai dengan pertimbangan objetivitas.

Dia mengatakan pesertanya dari daerah di Pulau Jawa, kebetulan Tangerang yang paling jauh dan yang mendapat hadiah motor. “Setelah ini pameran dibuka untuk umum dan bebas tidak berbayar sampai 11 Mei mendatang,” katanya.

Dia menerangkan best in show itu merupakan penampilan bonsai paling baik dari seluruh peserta kontes. Secara ekonomi, ujar dia, best in show bisa menaikkan harga tetapi nilainya tergantung pemiliknya. Dia menyebut ada best in show yang dijual dengan harga lebih dari Rp1 miliar, ada yang Rp500 juta, dan ada yang hanya Rp200 juta.

Pameran bonsai ini juga diramaikan dengan bursa. Hany menyampaikan panitia membuka 10 stand untuk bursa sejak awal yang diisi pot, tanaman hias, bonsai sendiri, ada juga yang jual pernik-pernik dan suvenir kaus. Soal perputaran uangnya, kata dia, panitia tidak memantau karena transaksional itu secara pribadi pedagang dan pembeli.

“Untuk peserta dari Sragen kurang lebih 20% dari total peserta. Tahun ini kami mementingkan kualitas dan target 400 peserta bisa terpenuhi. Untuk tahun lalu lebih ke kuantitas karena tidak dibatasi pascapandemi Covid-19. Setelah tahu kekuatan perbonsaian di Sragen, maka tahun ini lebih ke kualitas untuk memberi edukasi ke warga Sragen,” katanya.

Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengatakan peserta pameran nasional ini lebih sedikit dari tahun kemarin karena ada pameran lokal di Gemolong. Yuni, sapaan akrabnya, ikut serta dalam pameran itu dengan membawa satu tanaman bonsai arabika di kelas utama. Dia mengetahui ternyata pengrajin bonsai di Sragen itu banyak mulai dari Plupuh sampai Sambungmacan.

“Kesabaran itu membuahkan hasil. Ada yang laku Rp50 juta untuk bonsai yang berumur 10 tahun. Bahkan ada tiga tanaman bonsai laku Rp410 juta. Kalau setahun saja laku 2-3 bonsai, hasilnya lebih tinggi dari gaji Bupati. Semua bonsai yang laku itu milik orang Sragen,” katanya.

Yuni meminta transaksi selama pameran bonsai itu disampaikan sehingga mengetahui perputaran uangnya. Ke depan kalau perputaran uangnya tinggi, Bupati ingin memberlakukan pajak pembelian untuk pembangunan di Sragen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya