Soloraya
Kamis, 28 Desember 2023 - 21:29 WIB

Jadi Geoheritage, Wisata Watu Sepur di Bayat Klaten Kini Malah Terbengkalai

Taufiq Sidik Prakoso  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kondisi jalan berundak menuju kawasan wisata Watu Sepur di Desa Jotangan, Kecamatan Bayat, Klaten, Kamis (28/12/2023). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN – Objek wisata Watu Sepur di Desa Jotangan, Kecamatan Bayat, Klaten, termasuk satu dari 13 geosite atau situs batuan purba yang ditetapkan sebagai geoheritage atau warisan geologi oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) baru-baru ini.

Sayangnya, kondisi objek wisata itu belakangan dikabarkan mangkrak, terutama sejak pandemi Covid atau 2020 lalu. Padahal sebelumnya objek wisata itu sempat booming sekitar 2019. Destinasi wisata alam itu ramai dikunjungi lantaran orang penasaran dengan potensi bebatuan purba di kawasan perbukitan tersebut.

Advertisement

Kabar objek wisata Watu Sepur sepi dan terbengkalai sempat beredar viral di media sosial. Salah satunya diunggah akun Instagram @klatenkita yang melansir video dari akun TikTok @Hery-lainsisi, Minggu (3/12/2023).

Dalam video yang diambil pada malam hari itu terlihat objek wisata Watu Sepur di Desa Jotangan, Bayat, Klaten, itu seperti sudah lama tidak terjamah. Suara laki-laki dalam video tersebut mengatakan kurang lebih tiga tahun terakhir objek wisata itu terbengkalai.

Advertisement

Dalam video yang diambil pada malam hari itu terlihat objek wisata Watu Sepur di Desa Jotangan, Bayat, Klaten, itu seperti sudah lama tidak terjamah. Suara laki-laki dalam video tersebut mengatakan kurang lebih tiga tahun terakhir objek wisata itu terbengkalai.

Untuk membuktikan kabar tersebut, Solopos.com mendatangi objek wisata itu pada Kamis (28/12/2023). Lokasi objek wisata Watu Sepur bisa diakses melewati jalan perkampungan di antara pepohonan jati. Akses menuju batu purba itu berupa anak tangga menaiki perbukitan di antara pepohonan tinggi antara pohon jati dan mahoni.

Di dekat anak tangga ada prasasti dengan sebagian tulisan sudah tak bisa terbaca dengan jelas. Prasasti itu merupakan prasasti peresmian objek wisata Watu Sepur di Desa Jotangan, Bayat, pada 2018 oleh Bupati Klaten, Sri Mulyani.

Advertisement

Saat Solopos.com mendatangi lokasi itu pada Kamis siang, tidak ada aktivitas warga di sekitar lokasi. Objek wisata itu benar-benar sepi.

Didatangi Rombongan Peneliti

Kepala Desa (Kades) Jotangan, Sumarna, menjelaskan bebatuan purba yang kemudian disebut Watu Sepur berada di kawasan perbukitan yang kini aksesnya berupa anak tangga. Lokasinya berada di perbatasan antara lahan milik perorangan dengan Perhutani.

Batuan itu disebut Watu Sepur lantaran bentuknya yang memanjang menyerupai gerbong kereta api. Panjangnya sekitar 50 meter dengan ketinggian sekitar 1,5 meter.

Advertisement

Dia menjelaskan dulunya kawasan Watu Sepur itu menjadi lokasi untuk mengembalakan sapi dan kambing. Pernah ada warga yang tinggal di kawasan dekat Watu Sepur. Namun, hal itu sudah terjadi puluhan tahun silam.

“Dulu ada dua rumah di sana. Namun, karena rumahnya bengkah, akhirnya pindah ke kampung. Sudah tidak ada yang tinggal di sana lagi,” kata Sumarna saat ditemui Solopos.com di Kantor Desa Jotangan, Kamis.

Seiring perkembangannya, atas inisiatif para pemuda kawasan itu kemudian dikembangkan menjadi destinasi wisata. Beberapa fasilitas pelengkap dibangun di kawasan tersebut. “Kemudian karena pandemi Covid-19 itu akhirnya terbengkalai,” kata Sumarna.

Advertisement

Meski sepi dari wisatawan, Sumarna mengatakan masih ada rombongan peneliti maupun mahasiswa yang sering datang. Sebagai informasi, Watu Sepur menjadi salah satu batuan yang kerap digunakan sebagai objek penelitian tentang ilmu kebumian atau geologi.

Berdasarkan Keputusan Menteri ESDM tentang penetapan warisan geologi atau geoheritage Klaten, ada 13 situs warisan geologi atau geosite yang ditetapkan geoheritage. Salah satunya batu gamping Watu Sepur di Desa Jotangan. “Tahun ini juga ada mahasiswa yang datang ke sana,” kata Sumarna.

Salah satu warga, Dedi, 32, mengatakan Watu Sepur sepi pengunjung sejak pandemi Covid-19. Sejak pandemi, kawasan tersebut jarang terjamah orang.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif