Soloraya
Rabu, 3 Agustus 2022 - 11:57 WIB

Jadi Langganan Krisis Air, Begini Antisipasi Warga Sruni Boyolali

Nova Malinda  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Kekeringan (Solopos/Whisnupaksa)

Solopos.com, BOYOLALI–Kecamatan Musuk diprediksi menjadi salah satu wilayah rawan kekeringan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali.

Kekeringan diprediksi akan terjadi pada Agustus hingga Oktober.

Advertisement

Hal itu sudah diantisipasi warga Desa Sruni, Kecamatan Musuk. Warga mulai membeli air bersih sejak awal Juli 2022 lalu.

Penjual air di Desa Sruni, Ida, menjelaskan sejak awal Juli ia telah menyetorkan air ke rumah warga Desa Sruni dan sekitarnya lebih dari 200 tangki.

Advertisement

Penjual air di Desa Sruni, Ida, menjelaskan sejak awal Juli ia telah menyetorkan air ke rumah warga Desa Sruni dan sekitarnya lebih dari 200 tangki.

Dalam satu hari, ia menyatakan bisa mendapatkan pesanan air oleh warga 5 tangki-10 tangki, dan bisa lebih dari 10 tangki saat ramai.

Baca Juga: Permintaan Air Bersih Sukoharjo Turun, dari 1.450 Tangki jadi 450-an

Advertisement

“Setiap rumah biasanya pesan 1-2 tangki. Semakin jauh rumah yang dijangkau, harganya juga semakin mahal,” ucap Ida saat ditemui Solopos.com di Dusun Mlambong, Selasa (2/8/2022).

Ia menjelaskan kebanyakan warga yang membeli air saat ini dari kalangan peternak sapi.

“Kalau peternak sapi kan konsumsi air banyak, buat memberi minum sapi, jadi ya perlu menyediakan air yang banyak. Kalo cuma untuk keperluan sehari-hari seperti MCK, satu tangki bisa digunakan sekitar sebulan,” ucap Ida.

Advertisement

Ida juga menungkapkan sudah sejak dulu Desa Sruni menjadi daerah yang membeli air bersih ketika musim kemarau tiba. Akses air terdekat yang bisa dimanfaatkan adalah air sumur bor yang ada di depan balai desa.

Baca Juga: Waspada! 7 Kecamatan di Boyolali Rawan Kekeringan, Ini Daftarnya

Namun, air sumur bor belum bisa menjangkau seluruh Desa Sruni. Salah satunya di Dusun Mlambong.

Advertisement

“Beberapa kali kemarin di Dusun ini juga mengusahakan sumur bor, tapi airnya tidak keluar,” ucapnya.

Sekretaris Kecamatan Musuk, Darsono menjelaskan desa di Kecamatan Musuk yang langganan kekeringan sudah tidak sebanyak dulu. Karena desa-desa yang kekeringan masuk di kecamatan baru, Tamansari.

“Mungkin tinggal Desa Sruni yang menjadi daerah langganan kekeringan di Kecamatan Musuk,” ujar dia saat ditemui Solopos.com di Kantor Kecamatan Musuk, Selasa (2/8/2022).

Ia menjelaskan sejak adanya pemekaran kecamatan, Kecamatan Musuk sudah tidak mendapat jatah bantuan air bersih dari pemerintah daerah.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif