Solopos.com, KLATEN – Ajang Klaten Fashion Festival (KFF) 2023 resmi digelar di Monumen Juang 45 Klaten, Sabtu-Minggu (5-6/8/2023). Pada ajang tersebut, para pejabat Forkopimda menjadi model dadakan.
KFF digelar Dinas Kebudayaan Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Klaten berkolaborasi dengan Fashion Designer Klaten (Fadeska). KFF baru kali pertama digelar dengan menampilkan kreasi desain fashion lurik dan batik Klaten.
Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah
Pembukaan KFF digelar Sabtu (5/8/2023) malam. Pada pembukaan itu, para model memperagakan busana kreasi lurik dan batik Klaten karya para desainer Fadeska.
Pada ajang itu, tamu yang berdatangan mengenakan baju kreasi lurik maupun batik. Termasuk rombongan Bupati Klaten, Sri Mulyani, beserta Forkopimda dan kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Klaten.
Mereka tampil bersama pasangan masing-masing mengenakan busana lurik dan batik kreasi desainer Kabupaten Bersinar.
Tak hanya mengenakan, para pejabat Forkopimda bersama istri/suami jadi model. Fashion show dadakan itu digelar gara-gara keisengan Bupati Klaten, Sri Mulyani.
Awalnya, Mulyani naik panggung didampingi pejabat Forkopimda untuk menyampaikan sambutan. Seusai menyampaikan sambutan, Mulyani mengundang istri para pejabat tersebut menyusul naik panggung.
Mereka kemudian diminta memperagakan busana bersama pasangan masing-masing. “Karena kebetulan saya tidak bawa pasangan, malam hari ini yang bawa pasangan wajib fashion show ya bapak dan ibu. Karena malam ini bapak dan ibu Forkopimda mengenakan lurik dan batik Klaten. saya berdiri di sini sebagai dewan juri,” kata Mulyani disambut sorakan setuju dari tamu yang hadir.
Mulyani kemudian mengenalkan satu per satu pejabat Forkopimda yang berjalan di catwalk bersama pasangan masing-masing diiringi musik. Pejabat seperti Kapolres Klaten, AKBP Warsono, Komandan Kodim 0723/Klaten, Letkol Czi Bambang Setyo Triwibowo, serta Wakil Bupati Klaten, Yoga Hardaya, diundang satu per satu berjalan di catwalk.
Sembari melambaikan tangan bersama pasangan masing-masing, mereka memperagakan busana yang dikenakan. Meski tak seluwes para model, aksi pejabat forkopimda itu mengundang tepuk tangan dan gelak tawa para tamu.
Kepala Disbudporapar Klaten, Sri Nugroho, mengatakan ajang itu diikuti puluhan peserta yang merupakan desainer muda dan profesional di Kabupaten Bersinar. Rangkaian kegiatan selama dua hari diisi dengan fashion show, talkshow, lomba rancang busana, lomba line dance, dan hiburan lainnya serta stan UMKM.
Nugroho berharap KFF bisa mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif di Klaten terutama para perajin lurik dan batik. Melalui penyelenggaraan tersebut, para pelaku industri fashion mampu meningkatkan kuantitas serta kualitas produk mereka terutama lurik dan batik hingga menembus pasar nasional maupun internasional. Kedua wastra lokal itu diharapkan semakin dicintai berbagai kalangan termasuk para milenial.
“Klaten memiliki potensi kekayaan daerah yang dapat diolah dalam industri fashion yakni kain lurik dan batik. Putra-putri Klaten yang berprofesi sebagai fashion designer memiliki cita-cita mengolah potensi lokal ini menjadi produk unggulan yang bisa bersaing di kancah nasional bahkan internasional,” kata Nugroho.
Bupati Klaten, Sri Mulyani, mengapresiasi penyelenggaraan KFF yang ditujukan agar lurik dan batik Klaten digemari dan disenangi seluruh masyarakat Indonesia.
Mulyani menjelaskan lurik Klaten sudah mendapatkan Hak Kekayaan Intelektual dari Kemenkum HAM. Klaten juga sudah memiliki motif batik khas Klaten yakni Sindu Melati.
Lantaran hal itu, Mulyani mengajak para pelaku usaha, perajin, serta desainer ikut mempromosikan wastra lokal itu.
“Fashion show ini agar lurik dan batik Klaten bisa digemari dan disenangi seluruh masyarakat Indonesia. Saya mendukung dan harapannya kegiatan ini selalu diadakan dan terus ditingkatkan,” kata Mulyani.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
