Soloraya
Senin, 3 Januari 2022 - 15:33 WIB

Jadi Momok Petani, Sejumlah Pemdes Turun Tangan Atasi Hama Tikus

Wahyu Prakoso  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kegiatan gropyokan hama tikus (Instagram)

Solopos.com, SRAGEN — Serangan hama tikus menjadi masalah besar bagi pertanian di Kecamatan Tanon, Sragen dalam dua tahun terakhir. Saking parahnya, sejumlah pemerintah desa (pemdes) di Tanon mengalokasikan dana khusus untuk mengatasi serangan hewan pengerat tersebut.

Salah satu desa yang menganggarkan dana desa untuk mengatasi hama tikus adalah Desa Kalikobok. Sekretaris Desa Kalikobok, Agus Salim, menjelaskan desanya tahun 2022 ini mengalokasikan Rp10 juta untuk menangani hama tikus. Namun, penggunaan dana tersebut melihat situasi dan kondisi terkini.

Advertisement

“Nanti untuk gropyokan sumbernya dari dana desa. Pencairannya melihat situasi dan kondisi melihat di sawah. Kalau serangan tikus berkurang dan tidak ada, dana bisa kami alihkan,” paparnya, Senin (3/1/2022).

Baca Juga: Banyak Jebakan Tikus, Ibu Mertua Anggota DPRD Sragen Meninggal di Sawah Sendiri

Sementara Sekretaris Desa Bonagung, Suhari, mengatakan pihaknya menganggarkan Rp25 juta pada 2021 untuk pembelian alat, racun tikus, serta kegiatan gropyokan. Namun tahun ini tidak ada alokasi untuk penanganan hama tikus.

Advertisement

“Tahun ini enggak ada anggarkan karena ada prioritas lain yang sangat mendukung untuk meningkatkan pendapatan asli desa. Untuk sementara ditiadakan,” jelasnya.

“Kami berharap ada intervensi dari pemerintah daerah dan pusat terkait penanganan masalah hama tikus ini. Saya yakin pemerintah pusat lebih tahu dibandingkan kami dalam pengendalian tikus karena punya tim ahli,” jelasnya.

Selama ini, upaya penanganan hama tikus oleh petani di Desa Bonagung adalah dengan cara gropyokan.

Advertisement

Baca Juga: Tinggalkan Jebakan Listrik, Pakai Pestisida Nabati Ini Untuk Usir Tikus

Sekretaris Desa Kecik, Sriyono, mengaku desanya juga mengalokasikan anggaran untuk penanganan hama tikus. Namun ia mengaku tak hafal nominal pastinya. “Untuk tahun anggaran 2022 ada usulan penetapan anggaran penanganan tikus namun saya tidak hafal nilainya,” kata dia

Dia mengatakan anggaran itu untuk kegiatan gropoyak tikus. Warga yang berhasil menangkap tikus akan mendapatkan apresiasi berupa uang dari dana desa bergantung jumlah tikus yang didapat.

Sriyono mengaku hama tikus menjadi momok bagi para petani di desanya. Pada musim tanam (MT) III 2021 lalu, hasil panen di Desa Kecik turun 30% karena serangan tikus. Sementara pada MT terkini sejauh ini terpantau masih aman dari serangan tikus.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif