SOLOPOS.COM - Pembina Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Trangsan, Gatak, Sukoharjo mengecek tanaman yang ada di kebun KWT Sumber Makmur, Dukuh Dagangan Sabtu (2/10/2021). (Solopos.com/Candra Putra Mantovani)

Solopos.com, SUKOHARJO — Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Bidang Pokja III Desa Trangsan, Gatak, Sukoharjo memberdayakan ibu-ibu setempat untuk berkebun. Pemberdayaan ini melalui program aktivasi Kelompok Wanita Tani (KWT).

Hasilnya, salah satu kebun yang mereka bentuk yaitu KWT Sumber Makmur di Dukuh Dagangan, menjadi juara percontohan tingkat Kecamatan Gatak pada tahun 2021 ini.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Pembina KWT Desa Trangsan, Tri Yani, mengatakan kini sudah ada dua kebun yang dikembangkan pihaknya. Semua KWT tersebut menurutnya berada di RW 009 Dukuh Dagangan. Tak sekedar mengembangkan, menurutnya dua program KWT tersebut selama dua tahun berturut-turut juga mengukirkan prestasi yang membanggakan bagi desa.

“Awalnya kami juara 1 lomba KWT tingkat kecamatan pada 2020, kemudian pada 2021 di event yang sama kami keluar sebagai juara percontohan tingkat kecamatan. KWT kami juga saat ini lomba Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) tingkat kabupaten dan masih menunggu pengumuman juaranya,” jelas dia ketika ditemui Solopos.com, di lokasi Sabtu (2/10/2021) siang.

Baca Juga: Terjebak Pinjol, Harta Perempuan Boyolali Ludes Ratusan Juta Rupiah

Tri Yani juga mengatakan dalam pengembangan program KWT tim PKK Pokja menggandeng ibu rumah tangga. Mereka diajak untuk berkebun di rumah masing-masing dan di lahan yang sudah dibentuk. Di dalam kebun tersebut, sudah ada puluhan jenis sayuran dan buah hingga budidaya jamur yang tengah dikembangkan.

“Di lahan satunya yang dekat kantor desa kami juga sedang berencana untuk membudidayakan jahe. Kami ingin agar program ini juga berdampak pada ekonomi masyarakat juga karena selain agar mandiri pangan, program ini juga kami mengembangkan berbagai inovasi untuk membuat produk hasil perkebunan agar ibu-ibu rumah tangga ini juga punya penghasilan,” beber dia.

Cegah Stunting

Ketua KWT Desa Trangsan, Sumini, mengatakan selain memberdayakan ibu-ibu rumah tangga untuk berkebun dan bisa mandiri pangan, menurutnya program juga untuk menekan potensi stunting anak. Pasalnya, dengan berkebun, menanam sayuran dan buah organik, maka gizi anak bisa terjamin. Sehingga, risiko terjadinya stunting dapat ditekan.

Baca Juga: Polda Pastikan Penyelidikan Kasus Pencemaran Bengawan Solo Tak Berhenti

“Jadi misi utamanya itu sebenarnya bukan menjadi juaranya. Tapi lebih ke antisipasi stunting dengan cara mandiri menyediakan kebutuhan gizi untuk anak melalui cara berkebun secara organik,” ungkap dia.

Ke depannya, KWT Desa Trangsan berniat untuk terus menambah kebun di setiap dukuh maupun RW. Pasalnya dinilai langkah tersebut memiliki manfaat yang banyak bagi keluarga di desa tersebut.

“Kami lakukan secara bertahap karena untuk membentuk ini memang butuh anggaran dana yang lumayan besar. Tapi saya akui semangat ibu-ibu ini sangat besar dan mau untuk merawat tanaman-tanaman di kebun maupun di rumah. Bahkan kami ada jadwal untuk jatah ibu-ibu merawat tanaman secara bergiliran. Kami harap ke depannya bisa terus bertambah [program aktivasi KWT],” terang dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya