SOLOPOS.COM - Edutorium UMS di Jl Adi Sucipto, Solo, yang akan menjadi lokasi pelaksanaan Muktamar ke-48 Muhammadiyah, 18-20 November mendatang. (Solopos.com/Suharsih)

Solopos.com Stories

Solopos.com, SUKOHARJO — Pelaksanaan Muktamar Muhammadiyah di Solo sudah diadakan kali ketiga, kali pertama pada 1929 yang menjadi tonggak sejarah meluasnya ajaran Muhammadiyah. Pelaksanaan Muktamar Muhammadiyah ke-48 di Solo pada Jumat-Minggu (18-20/11/2022) akan dihadiri penggembira hampir 2-3 juta orang.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Sejumlah persiapan dilakukan untuk menyambut anggota maupun para penggembira muktamar. Berdasarkan penelusuran Solopos.com, euforia menyambut muktamar Muhammadiyah bukan kali ini terjadi di solo.

Kota Solo sebelumnya telah dua kali menjadi tuan rumah muktamar. Pertama yakni pada 1929, dilanjutkan pada 1985, dan pada 2022 yang diadakan akhir pekan in.

Kongres ke-18 yang dilaksanakan pada 1929 diketuai oleh KH. Ibrahim pada zaman Belanda. Kala itu kongres diselenggarakan oleh Hoofdbestuur (HB) Moehammadijah.

Dilansir dari laman Suaramuhammadiyah.id, perayaan Muktamar ke-18 pada 1929 cukup bersejarah. Muktamar tersebut menghasilkan keputusan Kongres Muhammadiyah pertama yang diselenggarakan di luar pulau Jawa, yaitu Bukittinggi.

Baca juga: Muhammadiyah & Aisyiyah: Pemilu 2024 Penting sebagai Tranformasi Kebangsaan

Dengan berpindahnya tempat kongres tersebut, ajaran Muhammadiyah menjadi meluas di seluruh Indonesia. Perluasan gerakan dan pengembangan etos kerja tersebut tersurat dalam syair lagu Kongres Solo.

Dikutip dari laman http://nasyiah.or.id/, kesepakatan yang diperoleh dari Kongres Muhammadiyah ke-18 di Solo kala itu yakni semua cabang Muhammadiyah harus mendirikan SP Wanita dengan Aisyiyah Urusan Praja.

Selain itu, menurut Jurnal Resolusi Konflik Berlatar Agama: Studi Kasus Ahmadiyah di Kudus oleh Moh. Rosyid, Muktamar Muhammadiyah ke-18 di Solo, disepakati bahwa orang yang percaya ada nabi sesudah Nabi Muhammad SAW adalah kafir.

Dikutip karya jurnal karya Oman Fathurrahman SW dengan judul Fatwa-fatwa Majelis Tarjih Muhammadiyah: Telaah Metodologiis Melalui Pendekatan Usul Fiqh, pada Kongres Muhammadiyah ke-18 di Solo, Majelis Tarjih kala itu memutuskan Kitab Iman dan Pedoman Salat.

Dua hal ini, kini telah menjadi bagian penting dari Himpunan Putusan Tarjih.

Baca juga: Hati-Hati Lewati Jalan Ini! Rawan Macet selama Muktamar Muhammadiyah di Solo

Pada 1984, perayaan Muktamar ke-41 berdasarkan data dari muhammadiyah.or.id, dihadiri sebanyak 70 ribu penggembira. Perayaan tersebut berlokasi di Stadion Sriwedari dan dibuka oleh Presiden Soeharto.

Muktamar ke-41 tersebut diketuai oleh KH. AR Fachruddin. Sebanyak 3 hotel disediakan oleh panitia yang merupakan pejabat pemerintah, 24 diplomat dari timur tengah, Jepang, dan Jerman Barat.

Muktamar Muhammadiyah ke-41 sempat krusial dan genting. Berdasarkan laman muhammadiyahsolo.com, perayaan tersebut harus diundur selama setahun, yaitu menjadi 1985 karena soal prinsip.

Pemerintahan Orde Baru sempat meminta semua Organisasi Masyarakat dan Organisasi Politik hanya menggunakan asas tunggal, yaitu Pancasila.

Hasil dari Muktamar ke-41 tersebut adalah masalah krusial tentang asas Pancasila dapat diselesaikan melalui cara dan langgam Muhammadiyah sebagaimana diperankan oleh Pak AR Fakhruddin dengan istilah Politik Helm.

Baca juga: Cek! Ini 10 Lokasi Parkir yang Disiapkan untuk Muktamar Muhammadiyah di Solo

Harapannya Muhammadiyah tetap utuh dan pemerintah pun memahami sikap Muhammadiyah secara seksama.

Selanjutny, sempat tertunda selama 2 tahun karena pandemi, Perayaan Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah di Solo yang akan dilaksanakan selama tiga hari mulai Jumat – Minggu (18-20/11/2022).

Pembukaan dilakukan di Stadion Manahan. Agenda tersebut diprediksi akan menghadirkan 2-3 juta penggembira.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya