SOLOPOS.COM - Pemborong memanen jagung di Desa Kagokan, Kecamatan Gatak, Minggu (21/7/2013). Hasil panen tanaman jagung di Kecamatan Gatak kurang baik karena diserang tikus. (Dian Dewi P/JIBI/Solopos)

Pemborong memanen jagung di Desa Kagokan, Kecamatan Gatak, Minggu (21/7/2013). Hasil panen tanaman jagung di Kecamatan Gatak kurang baik karena diserang tikus. (Dian Dewi P/JIBI/Solopos)

Pemborong memanen jagung di Desa Kagokan, Kecamatan Gatak, Minggu (21/7/2013). Hasil panen tanaman jagung di Kecamatan Gatak kurang baik karena diserang tikus.
(Dian Dewi P/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SUKOHARJO —Tanaman jagung di Desa Kagokan, Kecamatan Gatak banyak diserang hama tikus. Akibatnya, hasil panen komoditas palawija tersebut kurang memuaskan.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Petani Desa Kagokan, Sarsono, 70, menyatakan kesal lantaran jagung yang ia tanam banyak dimakan tikus. Tikus menyerang tanaman jagung usia muda maupun siap panen.

Hasil panen jagung miliknya berkurang cukup banyak lantaran serangan tikus ini. Tanaman yang baru tumbuh dirusak dan dimakan buahnya. Jika tanaman tumbuh bagus, ia bisa menerima Rp1 juta untuk luas lahan sekitar 1.000 meter. Karena dimakan tikus, paling-paling ia hanya mengantongi setengahnya.

“Tikus memanjat ke batang kemudian memakan jagung yang masih muda. Kami sudah kewalahan menangani. Semua tanaman tikus doyan, bahkan semangka pun doyan,” tuturnya saat ditemui Solopos.com di ladangnya, Minggu (21/7/2013).

Sarsono yang menanam jagung manis dan jagung jenis tongkol ini mengaku sudah beberapa kali melakukan geropyokan tikus.

Kendati demikian, upaya ini belum cukup signifikan untuk membasmi tikus yang ada. Selain buahnya dimakan tikus, petani juga menghadapi kendala tanaman tumbuh kerdil.

Hal ini lantaran curah hujan yang tinggi beberapa waktu lalu. Usia produktif jagung hingga dapat dipanen sekitar 120 hari.

Sementara itu, pemborong jagung dari Boyolali, Agung, mengakui lahan jagung yang ia beli banyak diserang hama tikus.

Ia yang membeli tanaman jagung dari petani di Kagokan itu mengaku kualitas jagung yang ditanam petani sebenarnya cukup bagus. Kendati demikian, hasil panen yang diperoleh petani kurang optimal karena serangan hama tikus.

“Memang banyak yang diserang tikus, padahal sebenarnya hasilnya bagus,” tuturnya di sela-sela panen jagung, Minggu.

Momok Petani

Sementara itu, Kepala UPTD Pertanian Kecamatan Gatak, Zainal Abidin, mengatakan luas lahan sawah yang ditanami jagung di Kecamatan Gatak sekitar 20 hektare hingga bulan Juni.

Jagung ditanam merata di Desa Kagokan, Klaseman, Krajan dan lain-lain. Menurutnya, tikus memang menjadi momok petani jagung karena tanaman tersebut merupakan salah satu favorit tikus.

“Semua tanaman yang mengandung karbohidrat tinggi disukai tikus seperti padi, ketela dan jagung. Bahkan kalau tidak ada tanaman itu kacang panjang pun dimakan,” jelasnya.

Menurut Zainal upaya yang biasa dilakukan petani untuk menghalau serangan tikus ini adalah penyemprotan rodentisida dan pemasangan perangkap tikus.

Upaya ini seharusnya juga diimbangi dengan upaya preventif yakni menjaga kebersihan saluran irigasi jalur usaha tani. Rumput liar maupun sampah di sekitar sawah harus dibersihkan untuk mencegah tikus bersarang di sekitarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya