SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Pukul 10.00 WIB, pengunjung mulai memadati tepi danau di area Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ), Minggu (19/9). Mereka rela duduk di rerumputan demi menunggu acara puncak Grebeg Syawal yang menghadirkan fragmen Jaka Tingkir.

Acara yang molor hingga sekitar satu setengah jam dan hujan gerimis yang mengguyur, tak menyurutkan niat pengunjung untuk menunggu berlangsungnya acara. Saat hujan semakin deras, beberapa diantaranya mencari tempat berteduh di area sekitar danau.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Saat waktu menunjukkan pukul 12.15 WIB acara puncak Grebeg Syawal mulai digelar. Diawali dengan arak-arakan gunungan yang berisi 100 biji ketupat matang menuju area danau. Arak-arakan tersebut diiringi tarian tradisional seperti tari Topeng Ireng dari Magelang, Reog Ponorogo serta Barongsai.

Sesampainya gunungan ketupat di tepi danau, dilakukan serah terima dari perwakilan panitia ke Wakil Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo. Prosesi tersebut juga dimaksudkan sebagai acara penutupan Grebeg Syawal yang berlangsung mulai Jumat-Minggu (10-19/9). Setelah itu, sebagai simbol rasa syukur kepada Tuhan, ketupat dibagikan kepada pengunjung yang akhirnya menjadi rebutan.

Acara kemudian dilanjutkan dengan fragmen Jaka Tingkir. Fragmen tersebut diawali dengan tarian dari tiga orang bidadari di atas sebuah <I>gethek<I> menuju seberang danau. Mereka bermaksud menjemput Jaka Tingkir yang telah ditemani tiga bidadari lainnya.
Setelah Jaka Tingkir menaiki gethek bersama keenam bidadari, di perjalanan ia dihadang oleh kawanan jin yang ingin mengganggu. Peperangan terjadi antara bidadari yang mengawal Jaka Tingkir dengan para jin. Akhirnya jin dapat dikalahkan dan Jaka Tingkir melanjutkan perjalanan hingga Kerajaan Pajang dan menjadi seorang Senopati.

Menurut sutradara fragmen Jaka Tingkir, Hanindawan, cerita ini merupakan lanjutan dari cerita sebelumnya di tahun lalu. “Tahun lalu diceritakan perjalanan Jaka Tingkir waktu masih muda. Ia memulai perjalanan dari Desa Tingkir di Rawapening menuju perguruan Sunan Kalijogo dan Sunan Kudus di Demak Bintoro. Kali ini, adalah perjalanan Jaka Tingkir menuju Kerajaan Pajang yang menjadi awal mula kerajaan di Solo dan Jogja,” ungkapnya saat dihubungi Espos, Minggu (19/9).

Ia menambahkan, semua pemeran dalam fragmen tersebut adalah mahasiswa dari ISI (Institut Seni Indonesia) Solo termasuk pemeran Jaka Tingkir, Irwan Dhamasto. “Selain itu, juga didukung beberapa pelajar dari SMKI (sekarang menjadi SMK 8-<I>red<I>),” terang Hanindawan.

m91

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya