Soloraya
Sabtu, 25 Februari 2012 - 12:23 WIB

JALAN ALTERNATIF Karanggeng-Kragilan Tak Beraspal

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - JIBI/SOLOPOS/Farida Trisnaningtyas JALAN TAK BERASPAL-Seorang pengendara tengah melintasi jalan Singkil, Karanggeneng menuju Kragilan, Kecamatan Mojosongo, Boyolali Sabtu (25/2/2012). Jalur alternatif itu belum beraspal.

JIBI/SOLOPOS/Farida Trisnaningtyas JALAN TAK BERASPAL-Seorang pengendara tengah melintasi jalan Singkil, Karanggeneng menuju Kragilan, Kecamatan Mojosongo, Boyolali Sabtu (25/2/2012). Jalur alternatif itu belum beraspal.

BOYOLALI- Warga Desa Karanggeneng, Kecamatan Boyolali Kota mengeluhkan  rusaknya jalur alternatif dari Karanggeneng menuju Kragilan Mojosongo. Jalur ini tepatnya berada di sebelah timur perumahan Bumi Singkil.

Advertisement

“Sudah cukup lama jalan ini tidak diaspal. Sekitar dua tahun lalu, aspal hanya sampai ujung perumahan yang paling timur. Setelah itu sekitar 1,5 kilometer hingga ke Kragilan dulu dibangun makadam tapi sekarang hanya tanah dan batu,” papar Kepala Desa Karanggeneng, Boyolali Kota, Bejo Rukun saat ditemui Espos di Balai Desa, Sabtu (25/2/2012).

Menurutnya, jalur sepanjang sekitar 2,5kilometer itu merupakan salah satu akses vital bagi warga sekitar. Jalur ini adalah akses menuju PKU Aisyiyah di Singkil. Selain itu, merupakan alternatif transportasi menuju pasar  hewan dari arah Kragilan, Mojosongo.

Salah satu warga setempat, Bambang mengatakan jalan tersebut  kondisinya rusak parah. Terlebih saat hujan turun. Jalan tak beraspal itu dipenuhi lumpur. Namun, saat kemarau menyerupai pematang sawah yang ditumbuhi rumput. Bahkan, lebih dari setahun jalan tersebut tidak bisa dilewati kendaraan roda empat.

Advertisement

“Terutama saat musim hujan, jalannya jadi arena lumpur. Jalan itu lebih tepat untuk arena grasstrack daripada jalan tembus. Warga sekitar sudah berulangkali mengajukan permohonan untuk perbaikan hingga saat ini belum ada tanggapan,” katanya.

Hal senada diungkapkan warga lain, Kristanto. Menurutnya, jalan paling timur yang berbatasan dengan daerah Mojosongo itu lebih mirip jalan buntu dibanding disebut jalan. Ia mempertanyakan pembangunan jalan yang tidak paripurna.

Dijelaskan, jika jalan tersebut sudah beraspal tentu bisa lebih dimanfaatka warga sekitar. Baik itu warga Karanggeneng yang akan ke Mojosongo ataupun sebaliknya.

Advertisement

“Bagi kendaraan roda empat sangat membahayakan. Roda dua saja harus ekstra hati-hati karena jalannya tidak merata. Jalan itu selain menanjak juga banya bebatuan. Terlebih saat diguyur hujan,” terangnya. Pihaknya berharap instansi terkait segera memperbaiki jalur ini agar warga dapat dipermudah soal akses. JIBI/SOLOPOS/Farida Trisnaningtyas

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif