SOLOPOS.COM - Pakan ikan diletakkan di perahu yang bersandar di kawasan budidaya ikan nila di Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri. Produksi ikan budi daya mulai naik, tetapi keuntungan belum maksimal. Foto diambil Senin (24/1/2022). (Solopos.com/Rudi Hartono)

Solopos.com, WONOGIRI — Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri yang dibangun dengan membendung Sungai Bengawan Solo untuk pengendali banjir, pengairan, dan pembangkit litsrik memiliki kedalaman bervariasi.

Berdasarkan data yang dihimpun Solopos.com, kedalaman WGM berkisar antara 1,5 meter hingga 14,7 meter dengan ketinggian mencapai lebih dari 40 meter. Wilayah paling dangkal di WGM ada pada pintu inlet Bengawan Solo dan Wiroko sedangkan paling dalam di area keramba ikan.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Database informasi SDA Bengawan Solo yang diterbitkan Unit Data dan Informasi BBWSBS Ditjen SDA Kementerian PUPR 2021 menyebut WGM memiliki luas genangan mencapai 8.800 hektare dan 398.690.000 atau 398,69 juta meter kubik (m3).

Di beberapa area pinggir Waduk Gajah Mungkur Wonogiri dengan kedalaman yang cukup dangkal, jejak-jejak permukiman masa lampau kerap muncul. Mulai dari jalan penghubung Baturetno-Eromoko hingga bekas kuburan lawas.

Seperti diketahui, WGM dibangun dengan menenggelamkan 51 desa di tujuh kecamatan Kabupaten Wonogiri pada 1976-1981. Saat musim penghujan apalagi dengan curah hujan cenderung ekstrem di daerah hulu seperti saat ini, luas genangan waduk akan terisi penuh.

Sebaliknya saat musim kemarau, genangan air akan surut. Di kawasan pinggiran WGM yang dangkal biasanya akan terlihat dasar waduk hingga jejak-jejak permukiman di masa lampau akan kembali terlihat.

Seperti jalan tembus Baturetno-Eromoko yang muncul dan bisa dilewati lagi saat genangan air WGM surut di musim kemarau. Jalan itu berada di pinggiran Waduk Gajah Mungkur yang memiliki kedalaman cukup dangkal.

Jalan tembus itu bisa diakses melalui Desa Tegalharjo, Kecamatan Eromoko, menuju Glesungrejo, Kecamatan Baturetno, melewati area genangan waduk. Saat musim hujan, jalan akan terputus genangan, namun saat musim kemarau dan waduk mengering, jalan itu bisa ditelusuri dari Glesungrejo di Baturetno sampai Tegalharjo di Eromoko maupun sebaliknya.

Jejak lain permukiman lama yang ditenggelamkan oleh proyek WGM yang terlihat saat waduk mengering adalah kompleks permakaman tua di dekat Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Wuryantoro. Pantauan Solopos.com pada Oktober 2022 lalu, saat air waduk surut, makam-makam itu terlihat. Sebagian sudah rusak, meski ada pula yang masih utuh setelah puluhan tahun tergenang air.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya