Soloraya
Sabtu, 22 April 2023 - 06:50 WIB

Jalan Kaki dan Pakai Rebana, Takbir Keliling di Winong Sederhana tapi Meriah

Nimatul Faizah  /  Rudi Hartono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga Dukuh Plosokerep, Desa Winong, Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali melaksanakan takbir keliling dengan rebana dan oncor. (Solopos/Ni'matul Faizah).

Solopos.com, BOYOLALI–Warga Dukuh Plosokerep, Desa Winong, Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali  menggelar takbir keliling dengan berjalan kaki serta memakai oncor dan rebana pada Jumat (21/4/2023) malam.

Mereka mulai persiapan seperti mengisi bahan bakar oncor dan menunggu peserta yang lain sekitar pukul 20.00 WIB, kemudian dilanjutkan pawai berkeliling bersama hingga pukul 21.00 WIB.

Advertisement

Para pemuda terlihat berada di baris depan menabuh rebana, kemudian di belakangnya ada anak-anak dan para pemudi yang membawa oncor. Terlihat juga beberapa bapak-bapak dan ibu di barisan belakang.

Setelah selesai takbir keliling, mereka kemudian duduk di depan Masjid An Nuur Plosokerep untuk makan bersama dengan memakai tangan atau muluk.

Advertisement

Setelah selesai takbir keliling, mereka kemudian duduk di depan Masjid An Nuur Plosokerep untuk makan bersama dengan memakai tangan atau muluk.

Koordinator takbir keliling, Septa Satrianto, mengungkapkan takbir keliling seperti ini sudah dilakukan dua kali.

Tinto, sapaan akrab Septa Satrianto, mengungkapkan awalnya ia mengadakan takbir keliling dengan cara sederhana karena sebelum-sebelumnya belum ada pergerakan takbir keliling di dukuhnya.

Advertisement

Pada tahun ini, ungkap dia, masyarakat mulai dari anak-anak hingga dewasa takbir keliling kampung dengan rute kurang lebih 3 km.

“Merayakan malam takbiran, meraih kemenangan, bisa diisi dengan kegiatan yang sederhana seperti pawai rebana dan oncor, kembali ke tradisional juga,” jelasnya.

Ia mengatakan malam hari kemenangan sudah seharusnya diisi dengan kegiatan bermanfaat dan meniadakan hal yang mencorengnya.

Advertisement

“Jadi jangan diisi dengan kegiatan yang tidak bagus seperti balapan, minum miras [minuman keras] dan lain-lain,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Takmir Masjid An Nuur Plosokerep, Muhammad Rosyid, mengapresiasi inisiatif para pemuda Plosokerep dengan gebrakan takbiran keliling dengan cara sederhana.

Menurutnya, takbir keliling tanpa pengeras suara yang berlebihan tidak mengganggu ketertiban umum.

Advertisement

Dia menilai setelah takbir keliling di dukuh masyarakat kemudian makan bersama di depan masjid memiliki arti tersendiri.

“Ini bentuk syukuran kami dalam rangka memeriahkan Idulfitri sekaligus mengakrabkan generasi muda dan tua, semua makan campur aduk. Inilah Idulfitri yang kami rayakan, sederhana tapi meriah,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif