SOLOPOS.COM - Jalan di Dusun Jetak, Desa Dagen, Kecamatan Jaten, Karanganyar, yang menjadi jalur keluar masuk truk bertonasi tinggi dari sebuah pabrik kecap di dusun setempat. (Tri Indriawati/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KARANGANYAR — Warga Dusun Jetak, Desa Dagen, Kecamatan Jaten, Karanganyar, mengeluhkan banyaknya truk bertonasi tinggi yang kerap melintasi jalan di kampung mereka.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com dari warga sekitar, lebih kurang terdapat 20 truk dengan tonasi beragam yang melintasi jalan kampung di RW 007 dan RW 008 Dusun Jetak setiap harinya.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Sementara, sedikitnya tiga truk bermuatan lebih dari 25 ton juga melintasi jalan kampung setiap harinya. Biasanya, truk bertonasi tinggi itu keluar masuk kampung pada sore maupun malam hari.

Seorang tokoh masyarakat di Dusun Jetak mengatakan truk-truk tersebut telah menggunakan jalan kampung sebagai jalur alternatif menuju sebuah pabrik kecap selama bertahun-tahun.

Warga yang tinggal di sekitar jalan kampung kerap merasakan guncangan cukup keras setiap kali truk bertonasi tinggi melintas. Beberapa rumah warga bahkan retak-retak akibat guncangan itu.

“Sudah banyak rumah yang retak, diperbaiki, lalu retak lagi. Hla wong setiap hari dilewati truk sebesar itu,” ujar pria paruh baya yang enggan disebut namanya itu kepada wartawan, Jumat (13/9/2013).

Warga telah berkali-kali menyampaikan keluhan itu kepada perangkat desa setempat serta memprotes secara langsung sopir truk yang melintas. Namun, protes warga tak pernah diindahkan, sehingga truk bertonasi tinggi tetap nekat melintas.

“Ini kan jalan kampung, semestinya enggak boleh truk sebesar itu lewat, itu kan berarti menyalahi aturan,” imbuh seorang warga Jetak lainnya, Wahyono, 57.

Lantaran merasa jengkel, warga berbondong-bondong memblokade jalan masuk kampung saat sebuah truk bertonasi lebih dari 30 ton hendak melintas pada Kamis (12/9) sore. Namun, lanjut Wahyono, sejumlah aparat berpakaian preman berupaya menertibkan warga supaya truk tetap dapat melintas.

“Pokoknya kami enggak mau, truk enggak boleh lewat, kami tahan di depan gang, tapi mereka dibantu aparat, jadi kami enggak berani,” ungkap dia.

Warga desa meminta pemerintah lebih berpihak kepada mereka dan tegas melarang truk-truk tersebut melintasi jalan kampung. Sebab, warga merasa tidak memiliki senjata yang cukup kuat untuk menertibkan truk-truk tersebut.

“Terkadang mereka itu nakal, sorenya sudah kami halangi, tengah malam nekat lewat, berusaha mengecoh warga. Pokoknya kami enggak mau lagi truk bertonasi tinggi lewat jalan kampung, terserah bagaimana caranya, entah muatannya mau dilansir atau bagaimana,” pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya