SOLOPOS.COM - Kerusakan akibat tanah yang labil terlihat di jalan akses Menara Pandang Sangiran, Kalijambe, Sragen, beberapa waktu lalu. Kerusakan jalan di kawasan wisata ini sekarang makin parah sehingga mengganggu aktivitas pariwisata. (JIBI/Solopos/Ponco Suseno)

Kerusakan akibat tanah yang labil terlihat di jalan akses Menara Pandang Sangiran, Kalijambe, Sragen, beberapa waktu lalu. Kerusakan jalan di kawasan wisata ini sekarang makin parah sehingga mengganggu aktivitas pariwisata. (JIBI/SOLOPOS/Ponco Suseno)

Kerusakan akibat tanah yang labil terlihat di jalan akses Menara Pandang Sangiran, Kalijambe, Sragen, beberapa waktu lalu. Kerusakan jalan di kawasan wisata ini sekarang makin parah sehingga mengganggu aktivitas pariwisata. (JIBI/SOLOPOS/Ponco Suseno)

SRAGEN – Jalan lingkar yang menghubungkan antara Menara Pandang dengan Museum Sangiran di Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Sragen, rusak parah. Sejak setahun lalu, lokasi yang biasanya digunakan sebagai jalan alternatif wisatawan itu tak bisa dilewati kendaraan roda empat. Alhasil, wisatawan dari Menara Pandang menuju Museum Sangiran atau sebaliknya harus putar balik dengan jarak tempuh yang lebih jauh.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Sekretaris Desa Krikilanan, Wijanto, kepada Solopos.com menjelaskan jalan alternatif Menara Pandang menuju Sangiran itu rusak parah sejak 2012 lalu. Kontur tanah yang tergolong labil membuat jalanan selebar enam meter itu ambles di beberapa titik. Kerusakan terparah terjadi di jalan masuk Menara Pandang. Di kawasan jalanan menanjak itu, tanahnya ambles disertai talut yang turut ambrol.

Menurut Wijanto, pihak kelurahan sudah mengajukan dana perbaikan untuk jalan rusak tersebut, namun hingga saat ini belum juga ada kelanjutannya. Padahal jalan tersebut biasa digunakan sebagai akses wisata. “Mungkin ada prioritas untuk jalan yang lain, ya akan kami tunggu saja,” tukasnya.

Sementara itu, pihak Desa Krikilan hanya mampu mengusahakan perbaikan talut. Untuk mengurangi pengikisan talut, pemerintah desa setempat menganggarkan sekitar Rp43 juta dari Alokasi Dana Desa (ADD) 2013. “Itu sudah terlalu memakan body jalan. Kalau dibiarkan nanti semakin menyempit,” tambah Wijanto.

Warga Desa Krikilan, Jiyem, membenarkan kerusakan jalan yang terjadi di kawasan wisata tersebut. Menurutnya saat ini jarang kendaraan roda empat yang melintasi daerah itu. Setiap harinya hanya ada kendaraan roda dua atau penduduk sekitar yang sesekali melintas. Padahal, menurut Jiyem, setahun yang lalu, kawasan yang dikelilingi hutan jati itu ramai dilewati para wisatawan. Dalam waktu sehari puluhan kendaraan roda empat baik mobil ataupun bus wisata melintas.

“Rusaknya bisa juga karena kebanyakan kendaraan yang melintas. Tapi sayangnya kenapa enggak segera diperbaiki atau pemeliharaan,” tegas Jiyem.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya