Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024
Bahu jalan yang longsor sepanjang dua meter itu dinilai menyebabkan jalan tersebut rawan kecelakaan lalu lintas. Terlebih arus kendaraan bermotor yang melintasi jalan tersebut sangat ramai. Kondisi tersebut dinilai bisa membahayakan para pengendara yang tengah melintas. Selain berada di tepi jurang, kondisi jalur yang berupa tikungan tajam tersebut juga kurang penerangan saat malam. Sehingga pengendara harus ekstra hati-hati saat melintasi jalur tersebut. Oleh warga setempat, lubang yang ambrol tersebut diberi tanda dengan ranting pohon dari dua ujung jalan.
Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Boyolali, Gatot Widodo, mengakui longsornya bahu jalan tersebut bisa membahayakan keselamatan para pengguna jalan. Pihaknya berharap kerusakan jalan itu segera mendapatkan perhatian, mengingat jika dibiarkan dikhawatirkan akan semakin lebar.
“Tentunya bisa membahayakan keselamatan para pengguna jalan yang melintas jalan tersebut. Apalagi di lokasi ini penerangan minim, kalau malam juga sepi dan gelap” ujar Gatot ketika ditemui wartawan di lokasi, Kamis (22/11/2012). Gatot menjelaskan jalur tersebut merupakan jalur utama masyarakat Klego maupun warga Boyolali utara lainnya untuk menuju ke Boyolali.
Ditambahkan dia, jalur sepanjang Gunung Madu yang bertepian jurang semestinya dibangun talud yang kuat. Hal ini mengingat kawasan tersebut seringkali terjadi longsor, dan tidak menutup kemungkinan memakan bahu jalan bahkan badan jalan.
Menyikapi persoalan itu, politisi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu mengatakan akan mendorong agar ada usulan dana untuk rehab jalan tersebut dalam APBD 2013 yang saat ini tengah dibahas dalam kebijakan umum anggaran dan prioritas plafon anggaran sementara (KUA-PPAS). “Kami mendorong supaya dianggarkan, karena talud ini benar-benar dibutuhkan, jangan sampai jalur ini putus karena longsor,” imbuh dia.