SOLOPOS.COM - SINDIR BUPATI -- Sebuah spanduk wujud protes warga atas kerusakan Jalan Adisoemarmo, Colomadu, Karanganyar yang menyindir Bupati Rina Iriani terlihat terpasang di baliho promosi Pemkab Karanganyar, Jumat (24/2/2012). (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

SINDIR BUPATI -- Sebuah spanduk wujud protes warga atas kerusakan Jalan Adisoemarmo, Colomadu, Karanganyar yang menyindir Bupati Rina Iriani terlihat terpasang di baliho promosi Pemkab Karanganyar, Jumat (24/2/2012). (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

KARANGANYAR – Banyak cara untuk menunjukkan kekesalan pada pemerintah yang tak kunjung memperbaiki jalan raya yang rusak. Biasanya warga menanam pohon di bagian jalan yang rusak sebagai tanda protes. Namun yang dilakukan warga Desa Klodran, Kecamatan Colomadu, Karanganyar, ini unik juga.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Mereka bukannya menanam pohon di jalanan yang rusak, melainkan memasang spanduk pada baliho bergambar Bupati Rina Iriani sebagai tanda protes kepada Pemkab Karanganyar yang tidak memperhatikan ruas Jl Adi Soemarmo yang rusak. Pada spanduk yang dipasang di baliho promosi Pemkab Karanganyar itu ada tulisan “Jalan Ini Tak Semulus Wajahmu Bu!” Baliho itu terpasang di ujung Jl Adi Soemarmo, Desa Klodran. Pantauan Espos, dari dulu hingga kini, salah satu jalan alternatif di Colomadu itu banyak yang berlubang dan perbaikan hanya dilakukan dengan menambalnya.

Salah satu warga, Widodo, yang bertempat di pinggir Jl Adi Soemarmo, mengatakan jalan di sana sejak dahulu memang sama sekali tidak tersentuh perbaikan. Apalagi saat musim hujan, kondisinya semakin parah karena aspal banyak yang mengelupas. “Terus terang kami kecewa dengan Pemkab Karanganyar yang sama sekali tidak memperhatikan aspirasi kami. Kalau begini terus, Colomadu dilepas saja dan bergabung dengan Solo,” ungkapnya saat ditemui Espos.

Menurutnya, selain penerangan di sana kurang, pengguna jalan banyak yang terjebak lubang jalan yang berteberan di sana. Akibatnya, mereka banyak yang terjatuh. Sudah beberapa kali ia melihat kecelakaan di ujung jalan tersebut. Bahkan pernah jalan tersebut memakan korban jiwa lantaran ada pengendara motor terjatuh, tertabrak kendaraan lain dan mengalami gegar otak.

Hal serupa dikatakan warga lainnya, Kardi. Hampir setiap malam banyak truk pengangkut pasir yang melintas di Jl Adi Soemarmo. Truk itu menuju ke jalur Pantura seperti Pati, Grobogan dan Purwodadi. Karena banyak truk yang melewati jalan itu, maka kondisi jalan pun menjadi rusak. Bahkan ia mengibaratkan truk yang lewat di jalan itu seperti karnaval.

“Sopir truk masuk melalui ujung barat Jl Adi Soemarmo. Setelah itu masuk ke jalan Desa klodran yang menuju Ngemplak, Boyolali dan tembus hingga di Kaliyoso,” ungkapnya. Menurutnya, Jl Adi Soemarmo hanya sebagai jalan pintas untuk menghindari petugas. Ia berharap agar jalan di sana dapat diperbaiki secara permanen. Pasalnya, hingga kini perbaikan jalan hanya dilakukan dengan cara menguruk lubang jalan dengan campuran pasir dan batu (Sirtu).

Sejumlah pengguna jalan pun mengaku kecewa dengan kondisi jalan yang sudah rusak parah. Salah satu pengguna jalan, Hamdan, yang sering melintas di jalan tersebut, mengaku harus ekstra hati-hati saat lewat di sana. “Jalannya sempit, tapi ramai. Tidak kalah dengan Jl Adi Soecipto. Apalagi kalau pagi hari,” ungkapnya.

JIBI/SOLOPOS/Farid Syafrodhi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya