Soloraya
Minggu, 9 Oktober 2022 - 15:28 WIB

Jalan Sunyi Penari Tradisional Wonogiri Nekat Tekuni Tari Tradisi

Muhammad Diky Praditia  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gracella Nolanda Darma Ludiana, 21, bercita-cita menjadi penari andal nan profesional. Perempuan asli Wonogiri itu kini tengah menempuh pendidikan sarjana Seni Tari di ISI Solo. (Istimewa/Gracella Nolanda Darma Ludiana)

Solopos.com, WONOGIRI — Meski kerap dipandang sebelah mata, Gracella Nolanda Darma Ludiana, tetap bercita-cita menjadi penari tradisional yang andal asal Wonogiri. Ia ingin membuktikan bahwa seni tari tidak seharusnya diremehkan.

Seni tari dan Gracella seperti dua sisi koin mata uang. Keduanya satu paket, tak bisa dipisahkan.

Advertisement

Singgungan Gracella dengan seni tari sudah dimulai sejak dini. Lahir dari keluarga seniman, ia menjadi begitu akrab dunia seni.

 Ia mengaku hampir semua keluarga besarnya merupakan seniman. Mulai dari seni musik tradisi hingga seni tari.

Advertisement

 Ia mengaku hampir semua keluarga besarnya merupakan seniman. Mulai dari seni musik tradisi hingga seni tari.

Jika tak berlebihan, lahirnya Gracella ke dunia memang seperti ditakdirkan untuk seni. Sejak kecil berbagai kejuaraan menari tingkat lokal hingga nasional sudah ia ikuti. 

Baca Juga: Secuil Cerita dari Mereka yang Memilih Seni Tradisi di Wonogiri

Advertisement

Gracella sempat merasa bosan dengan seni tari ketika masih duduk di kursi SMA kelas XI. Ia kemudian mencoba kesenian lain yaitu seni karawitan.

Selain memang keluarganya ada yang menekuni seni itu, ia juga beralasan ingin keluar dari zona nyaman dengan belajar kesenian lain. Namun hal itu tak bertahan lama.

Kecintaan Gracella pada seni tari ternyata tak bisa ia tanggalkan. Ia kembali menekuni seni tari, seperti sedia kala sejak masa kecilnya dulu.

Advertisement

Baca Juga: Belum Banyak Diketahui Orang, Megahnya Air Terjun Jurug Kemukus di Wonogiri

Bahkan selepas lulus SMA, ia memutuskan melanjutkan kuliah di Institut Seni Indonesia (ISI) Solo jurusan Seni Tari. Perempuan 21 tahun itu ingin lebih serius menekuni dunia tari.

“Awalnya, tari itu buatku sekadar hobi. Kemudian, aku punya cita-cita untuk meneruskan bapak. Soalnya bapak punya sanggar tari di rumah di Wonogiri. Siapa lagi kalau bukan aku yang meneruskan, apalagi aku anak pertama,” ujar Gracella yang juga putri dari penari dan koreografer kondang asal Wonogiri, Ludiro Pancoko itu.

Advertisement

Di kampus, Gracella lebih banyak belajar tari tradisi. Ia beranggapan, meski tari kontemporer terus diciptakan dan dipelajari, tari tradisi tak bisa ditinggalkan begitu saja.

Terlebih sebagai orang Jawa, Gracella ingin budaya nenek moyang yang memiliki sejarah panjang tidak hilang.

Baca Juga: Patung Nyi Roro Kidul Jadi Salah Satu Ikon di Wonogiri

“Di kampus itu ada dua pilihan, tari kontemporer atau tradisi. Nah aku pilih tradisi. Selain memang tubuhku ini cocok untuk menari tradisi, aku juga ingin melestarikan budaya Jawa. Ada beberapa tari tradisi yang aku kuasai, seperti Bedaya Ela-Ela dan Srimpi,” katanya.

Keputusan Gracella menekuni seni tari itu bukan tanpa hambatan. Ia beberapa kali diremehkan lantaran dianggap tak punya masa depan.

Namun ia tak menggubrisnya. Justru itu membuatnya semakin semangat belajar tari. 

Kini Gracella tengah sibuk mengerjakan beberapa proyek tari. Bagi Gracella, tiada hari tanpa latihan. Hari-hari adalah menari. 

Baca Juga: Doa Bersama Digelar di Wonogiri untuk Korban Tragedi Kanjuruhan Malang

“Aku sekarang sudah semester tujuh. Sudah mulai mengerjakan tugas akhir untuk kelulusan sembari masih terus latihan beberapa proyek menari. Jadi tiap hari harus berlatih,” ungkap Gracella.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif