SOLOPOS.COM - Koordinator aksi warga Desa Kebak, Kebakkramat, Sariyo (tengah, pakai topi) berdialog dengan perwakilan pelaksana proyek jalan tol Soker, dan Muspika setempat, saat unjuk rasa, Kamis (12/5/2016) pagi. (Kurniawan/JIBI/Solopos)

Jalan tol Soker di Kebakkeramat diprotes warga.

Solopos.com, KARANGANYAR – Puluhan warga Desa Kebak, Kebakkramat, Karanganyar, menutup lokasi proyek pembangunan jalan tol Solo-Kertosono (Soker), Kamis (12/5/2016) mulai pukul 07.00 WIB.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Penutupan lokasi proyek dilakukan warga menggunakan batang-batang bambu yang dipaku, dan diikat tali. Setelah itu warga berkerumun untuk mencegah pembongkaran pagar bambu. Warga menuntut adanya penggantian rencana pembuatan overpass yang melintasi jalan tol, menjadi underpass.

Tuntutan tersebut pernah mereka sampaikan beberapa bulan lalu. Permintaan warga mendasarkan banyaknya siswa SDN 1 Kebak, dan SDN 2 Kebak yang rutin melalui jalur itu untuk berangkat dan pulang sekolah. Overpass dinilai akan memberatkan siswa.

Apalagi jalur overpass direncanakan menikung tajam setelah melintasi jalan tol. Penjelasan itu disampaikan Koordinator Warga Kebak, Sariyo, saat ditemui wartawan di sela unjuk rasa.

“Pokoknya jalan desa atau jalan DPU ini dilewatkan bawah jalan tol. Sekitar 80 persen siswa di SDN 1 Kebak, dan SDN 2 Kebak memanfaatkan jalur satu-satunya ke sekolah ini,” tutur dia.

Sariyo juga meminta akses jalan usaha tani yang terkena proyek tol, dipulihkan seperti sedia kala. Tuntutan lain dari warga adalah pengembalian bentuk saluran air seperti desain awal.
Selama tuntutan tersebut belum dipenuhi, menurut Sariyo, warga akan terus memblokade lokasi proyek. “Ini harga mati. Semua berani perang kalau permintaan tidak dipenuhi,” ujar dia.

Sariyo mempertanyakan hasil dialog dengan konsultan proyek, pengembang, pelaksana, dan DPU Karanganyar, beberapa bulan lalu. Warga sudah mencurahkan semua unek-unek.

“Warga tidak mau tahu, kami mintanya ya cuma itu. Hasil pertemuan yang dulu katanya akan mengirim surat ke pusat. Selama permintaan kami belum dipenuhi, pekerjaan berhenti dulu,” imbuh dia.

Kepala Desa (Kades) Kebak, Murdo, yang berdiri di barisan warga, mengonfirmasi sudah adanya pertemuan pihak-pihak terkait membahas tuntutan warga, beberapa bulan lalu.

“Lima bulan lalu sudah dialog. Ada Pak Edhy dari DPU, Pak Camat, dari konsultan juga hadir. Warga minta overpass diganti underpass. Sampai sekarang belum ada jawaban,” tutur dia.

Murdo mengatakan upaya menyampaikan aspirasi warga sudah dilakukan ke pihak-pihak terkait. Dia berharap tuntutan warga terkait underpass, dan jalan usaha tani bisa segera dipenuhi. Terpisah, Kepala DPU Karanganyar, Edhy Sriyatno, saat dihubungi solopos.com, melalui ponsel, mengakui sudah pernah berdialog dengan warga Kebak tentang perubahan overpass ke underpass.

Saat itu, menurut dia, warga bersikukuh menolak overpass dengan alasan kasihan dengan siswa SD. Setelah dialog, Pemkab sudah mengirimkan surat aspirasi ke pemerintah pusat.

“Surat resmi atas nama Pemkab Karanganyar sudah kami layangkan ke pemerintah pusat. Tapi sampai sekarang saya belum menerima tembusan surat jawabannya,” terang dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya