SOLOPOS.COM - ilustrasi (dok Solopos)

ilustrasi (dok Solopos)

Boyolali (Solopos.com)–Menghadapi Musim Tanam (MT) I yang akan dimulai awal September 2011 mendatang, para petani yang tergabung dalam Gabungan Paguyuban Petani Pengguna Air (GP3A) Daerah Irigasi (DI) Cengklik menyiapkan sekitar 500 hektare (Ha) dari sekitar 1.400 Ha yang disiapkan untuk menjalin kemitraan dengan pihak swasta.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Ketua GP3A DI Cengklik, Samidi, mengatakan kegiatan penanaman padi pada MT I itu akan direncanakan tanggal 1 September mendatang. Pasalnya, pada MT III, petani di GP3A DI Cengklik sudah menyepakati untuk bera atau tidak mengolah lahan untuk ditanami padi.

“Dalam MT I itu direncanakan ada sekitar 1.400 Ha yang siap tanam. Karena ada kemitraan dengan pihak ketiga, kami menyiapkan 500 Ha yang tersebar di sejumlah desa dan kecamatan untuk kemitraan tersebut,” ujarnya kepada Espos di ruang kerjanya, Senin (1/8/2011).

Dijelaskan Samidi, dalam menghadapi MT I itu, volume air di Waduk Cengklik mencapai sekitar 9 juta m3. Jumlah itu, jelasnya, dipastikan masih mencukupi hingga memasuki MT I. Selain dari Waduk Cengklik, jelas Samidi, para petani di DI Cengklik juga mendapatkan jatah air dari suplisi bendung Brajan dengan kapasitas 200 liter/detik.

“Di samping itu, juga suplisi bendung Kedung Batang dengan volume 500 liter/detik dan suplisi Watu Teter yang digunakan petani di Kecamatan Sambi sebanyak 200 liter/detik,” tambah dia.

Khusus di Sambi, dengan jumlah air di Watu Teter mencapai 200 liter/detik, Samidi menjelaskan mampu mengairi sawah sekitar 50 Ha. Samidi menambahkan meski sebagian besar petani di GP3A DI Cengklik memilih bera, namun demikian, ada beberapa petani yang tetap menanam padi dan tetap memeroleh pasokan air dari Waduk Cengklik. “Kami tetap memberi toleransi kepada para petani. Namun, jika tetap tidak bisa panen, jangan menyalahkan satu sama lain,” tandasnya.

Sementara, pihak mitra petani DI Cengklik, Gerbang Tani mengatakan telah menyiapkan berbagai hal yang dibutuhkan para petani mulai dari bibit, pupuk, obat hingga pascapanen. Ketua Dewan Penasehat Gerbang Tani, Budi Utomo mengatakan pihaknya lebih pada supporting system para petani dalam menghadapi MT I.

“Selama ini kebutuhan pupuk dan bibit menjadi kendala para petani. Saat petani membutuhkan pupuk yang cukup besar, harga tidak bisa dijangkau petani. Demikian juga terkait bibit dan obat,” papar dia. Dengan adanya jalinan kemitraan itu diharapkan petani bisa memberikan keuntungan bagi para petani.

(fid)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya