Soloraya
Kamis, 23 April 2020 - 18:03 WIB

Jam Kerja Dipangkas, Begini Nasib Pembangunan Flyover Purwosari Kini

Mariyana Ricky P.d  /  Cahyadi Kurniawan  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Calon penumpang kereta api (KA) berjalan menyusuri rel di dekat proyek pembangunan flyover Purwosari, Kerten, Laweyan, Solo, Kamis (27/2/2020). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, BANJARSARI — Pandemi penyakit virus corona atau Covid-19 juga berdampak pada pembangunan flyover Purwosari, Solo. Salah satunya pemangkasan jam kerja.

Semula, jam kerja dibikin hampir 18 jam per hari. Namun, akibat Covid-19, jam kerja dipangkas menjadi hanya 12 jam per hari. Jam kerja dimulai lebih pagi yakni pukul 06.00 dan berakhir jam 18.00 WIB.

Advertisement

Hal itu berimbas pada proyek yang menurut rencana rampung akhir November itu terancam molor hingga akhir tahun.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.6 Satker Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) Wilayah I Jawa Tengah, Alik Mustakim, mengatakan realisasi fisik hingga 19 April menyentuh 23 persen.

Advertisement

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.6 Satker Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) Wilayah I Jawa Tengah, Alik Mustakim, mengatakan realisasi fisik hingga 19 April menyentuh 23 persen.

Viral! Ini Pernyataan Lengkap Prabowo Subianto Soal Kesaksiannya Jadi Menteri Jokowi

"Kami sudah menjalani selama satu bulan. Mulai lebih awal dan berakhir lebih awal. Padahal biasanya, kami bisa selesai jam 23.00 atau bahkan jam 02.00 dini hari. Kendati begitu, kalau ada pengecoran bisa perpanjang juga sampai pukul 19.00 atau 20.00,” kata dia, saat dihubungi Solopos.com, Rabu (22/4/2020).

Advertisement

Menurut dia, capaian 23 persen pembangunan Flyover Purwosari itu masih mengalami deviasi positif sebanyak 8 persen.

"Karena jika tidak ada Covid-19 percepatan kami bisa lebih dari itu. Capaiannya mungkin sudah 30 persen. Jam kerja sangat berpengaruh," ujar dia.

Pandemi Covid-19, lanjut dia, membuat pelaksana membentuk Satuan Petugas (Satgas) khusus. Saat ini, jumlah tenaga kerja konstruksi (TKK) mencapai sekitar 250 orang.

Advertisement

Mereka terdiri atas TKK yang menginap di barak direksi kit sebanyak 130-an, tenaga harian lokasl 20 orang, pegawai kontraktor 50 orang, serta ASN Kementerian PUPR dan konsultan 20 orang.

"Tim bertugas mencegah penularan virus tersebut dengan menjalankan protokol kesehatan. Seperti, menyediakan tempat cuci tangan portabel, termasuk thermo gun. Sebelum bekerja, satgas mengecek kondisi pekerja,” ungkap Alik.

Sembuh dari Corona, Warga Paulan Colomadu Wajib Karantina Mandiri

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif