SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo--Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) mengecam keras cara polisi menangkap Ba’asyir di tengah perjalanan. Cara tersebut disebut sebagai cara yang kasar.

Apalagi di dalam mobil yang ditumpangi Ba’asyir terdapat dua perempuan tua yang kelelahan karena perjalanan jauh dan tidak tahu-menahu dengan persoalan yang terjadi.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Dalam jumpa pers di kantor pusat JAT di Cemani, Grogol, Sukoharjo, JAT mengecam keras tindakan polisi dalam melakukan penangkapan Ba’asyir.

Sekretaris JAT, Abdurrahman, selaku juru bicara mengatakan Ba’asyir bukanlah seorang yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) sehingga tidak perlu diperlakukan secara paksa dengan ditangkap di perjalanan.

“Cara-cara penangkapan seorang ulama sepuh seperti Ustadz Abu Bakar Ba’asyir dan dilakukan di jalanan tanpa kejelasan kesalahan beliau merupakan cara-cara biadab dan kasar,” ujar Abdurrahman, Senin (9/8).

Mereka juga mengecam tindakan polisi itu karena di dalam kendaraan terdapat wanita-wanita yang sudah tua dan kelelahan dalam perjalanan berkendaraan darat yang jauh.

Lebih lanjut JAT menduga penangkapan tersebut tak lepas dari upaya pengalihan isu terhadap berbagai kasus yang menimpa polisi. Karenanya JAT mendesak agar Ba’asyir dan semua yang berada di dalam mobil saat penangkapan segera dibebaskan tanpa syarat.

Karena hingga saat ini kesemuanya masih belum diketahui keberadaannya.

Dalam jumpa pers tersebut, Abdurrachman didampingi oleh Afif Abdul Majid (pimpinan JAT Jateng), Sholeh Ibrahim (pimpinan JAT Surakarta) dan Abdurrachim (anak kandung Ba’asyir).

dtc/nad

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya