Soloraya
Senin, 26 Desember 2022 - 18:31 WIB

Jatah Pupuk Bersubsidi untuk Sragen 2023: Urea Naik, tapi NPK Anjlok

Tri Rahayu  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi petani menebar pupuk. (Antara/Hendra Nurdiyansyah)

Solopos.com, SRAGEN — Alokasi pupuk urea bersubsidi bagi petani Sragen meningkat dari 31.664 ton pada 2022 menjadi 40.000 ton pada 2023. Sedangkan pupuk NPK bersubsidi yang sangat dibutuhkan petani justru anjlok dari 25.823 ton menjadi 23.000 ton.

Alokasi dua jenis pupuk bersubsidi itu lebih sedikit dari kebutuhan petani yang tertuang dalam rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK). Alokasi pupuk urea dari pemerintah hanya memenuhi 95% dari total kebutuhan 42.130 ton per tahun. Sedangkan alokasi pupuk NPK itu hanya memenuhi 49% dari totak kebutuhan 46.484 ton per tahun.

Advertisement

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan KP) Sragen, Rina Wijaya, mengungkapkan alokasi untuk urea memang naiknya sangat signifikan, yakni mencapai 8.336 ton pada 2023. Sayangnya, NPK justru turun sampai 2.823 ton. Rina menyadari petani Sragen cenderung menggunakan pupuk majemuk seperti NPK daripada pupuk urea.

“Kami di dinas hanya bisa mengusulkan sesuai RDKK, tetapi kebijakan alokasi ada di pemerintah pusat. Kami tidak tahu mengapa justru urea yang ditambah dan NPK yang notebene dibutuhkan petani malah dikurangi,” jelas Rina.

Advertisement

“Kami di dinas hanya bisa mengusulkan sesuai RDKK, tetapi kebijakan alokasi ada di pemerintah pusat. Kami tidak tahu mengapa justru urea yang ditambah dan NPK yang notebene dibutuhkan petani malah dikurangi,” jelas Rina.

Petani di Sragen yang berjumlah 122.000 orang bisa mengetahui jatah pupuk bersubsidi itu dalam aplikasi e-alokasi yang bisa diakses oleh siapa saja. Distan KP sudah menginput data jatah pupuk per petani.

Baca Juga: Padi Kerdil Masih Hantui Petani Sragen, Distan KP Kasih Resep Ini

Advertisement

“Itu terjadi karena satu orang ada yang memiliki lebih dari satu petak sawah. Tetapi kalau berdasarkan NIK, maka berapa pun kepemilikan sawah itu hanya dihitung satu NIK,” jelasnya.

Dengan alokasi NPK yang berkurang banyak, Rina mengaku harus siap-siap menghadapi protes petani. Alokasi pupuk itu sudah tertuang dalam Surat Keputusan (SK) Bupati Sragen No. 520/552/01.3/2022 tentang Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian Kabupaten Sragen Tahun Anggaran 2023.

Sementara itu penyaluran pupuk bersubsidi 2022 sudah mencapai 95% per Senin (19/12/2022) lalu. Rina optimitis penyaluran pupuk bisa rampung 100% pada akhir bulan ini. Alokasi pupuk bersubsidi sekarang tinggal dua jenis pupuk tersebut berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No. 10/2022.

Advertisement

Baca Juga: Puluhan Ribu Ton Pupuk Organik di Sragen Menghilang, POC Tinggal 20 Liter

Butuh NPK Ketimbang Urea

Sementara itu, Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Sragen, Suratno, menyayangkan kebijakan pemerintah yang mengurangi jatah NPK berubsidi. Dia berharap Distan KP bisa bersikap atas kebijakan itu supaya benar-benar bisa membantu petani.

“Di Sragen itu kondisi tanahnya asem-aseman karena kandungan pH-nya rendah. PH turun itu penyebabnya tanahnya dingin karena banyak hujan. Air hujan itu membawa unsur Nitrogen (N) sehingga kandungan N dalam tanah sudah tinggi. Anehnya, justru alokasi pupuk urea yang mengandung unsur N malah ditambah,” kata Suratno.

Advertisement

Ketika pH tanah rendah yang dibutuhkan petani, menurutnya, adalah pupuk berimbang dan NPK. “Kami akan menyuarakan jeritan petani ini lewat KTNA provinsi dan nasional. Bila perlu KTNA akan menyurati Kementerian Pertanian. Daripada seperti itu, lebih baik subsidi pupuk dicabut dialihkan ke subsidi harga pascapanen kalau negara benar-benar berpikir untuk petani,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif