SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Sragen (Espos)–Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen bakal mengajukan penundaan penarikan minyak tanah bersubsidi 100 % pasca pelaksanaan konversi gas belum lama ini. Hal itu terkait dengan semakin mendekatnya bulan Puasa.

Menurut Kabid Perdagangan Dinas Perdagangan dan Perpajakan Daerah (P2D), Rihandayani sejauh ini pengurangan jatah minyak oleh Pertamina sudah mencapai angka 50 %.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Dengan jumlah tersebut, secara otomatis persediaan minyak tanah di Sragen jauh berbeda sebelum pelaksanaan konversi gas beberapa bulan terakhir.
Padahal, berdasarkan pengalaman tingkat konsumsi masyarakat di Bumi Sukowati cukup tinggi seiring datangnya bulan puasa. Penundaan penarikan minyak tanah dari Pertamina diharapkan dapat mengatasi munculnya gejolak pembelian di masyarakat.

“Kami sudah berkali-kali meminta penundaan penarikan. Kali ini pun kami akan meminta lagi. Itu semua agar tidak muncul berbagai gejolak di kalangan masyarakat, seperti kepanikan,” ulasnya saat ditemui wartawan di Sragen, Selasa (11/8).

Dia mengatakan, partisipasi masyarakat untuk mendukung program konversi cukup baik. Hal itu dibuktikan dengan diterimanya jumlah tabung gas dalam penyaluran program konversi beberapa bulan yang lalu.

Sebelumnnya, menurut Kepala Dinas Perdagangan dan Perpajakan Daerah (P2D) Sragen, Parsono mengatakan pasokan minyak tanah bersubsidi untuk Bumi Sukowati mulai dikurangi hingga 50 % per 1 Agustus lalu. Dengan demikian, dari total kuota minyak tanah bersubsidi yang diterima sebanyak 77.000 kiloliter setiap hari saat ini mulai berkurang sebanyak 50 %-nya.

pso

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya