SOLOPOS.COM - Seorang difabel, Slamet mengamati arsitek bangunan Masjid Raya Sheikh Zayed, Rabu (22/2/2023). (Solopos.com/Nova Malinda).

Solopos.com, SOLO —Pengurus Masjid Raya Sheikh Zayed, Munajat mengatakan persiapan mencapai 90%. Hanya tinggal beberapa hal yang belum terlengkapi seperti mukena, tambahan loker, tambahan sein bagi pengunjung difabel, dan rak sepatu bagi pengunjung umum.

“Sebenarnya ada yang sudah siap, tapi setelah kita cek eh ternyata [ada yang belum], kalau keran semua sudah dicek, sudah jalan semua,” ucap dia saat ditemui di masjid tersebut, Rabu (22/2/2023).

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Selain itu, ruang utama masjid memerlukan garis penanda agar saf bisa tampak rapi. Sementara untuk para difabel, kata Munajat, penataan safnya lebih sedikit membutuhkan waktu.

“Misalnya juga tadi dengan teman-teman penyandang difabel netra untuk menata saf ternyata lebih butuh waktu dibandingkan yang lain, contoh yang kecil begini,” papar dia.

Munajat mengakui belum ada pengaturan saf, belum ada garisnya sehingga masih belum bisa terlihat lurus teratur. Namun pihaknya sudah mencari vendor agar bisa membuatkan saf dengan laser sehingga tidak berbahaya.

“Bangunan ini didesain untuk timur tengah, yang tidak ada hujan, safnya mereka beda, budaya kita beda,” kata dia.

Hal tersebut, kata Munajat, bisa menjadi tantangan dan hal baik untuk mempelajari budaya antara Indonesia dengan Timur Tengah, melalui cross cultural communicaton. Tantangannya mulai dari penataan saf sampai bentuk arsitek masjid yang baru.

Mengenai parkir untuk bus besar, Munajat mengatakan hal itu sedang dikonsultasikan dengan pihak Dinas Perhubungan Kota Solo, dan kecamatan. Harapannya bila cultural center atau islamic center di Denbekang sudah jadi, lokasi tersebut juga menyiapkan kantong-kantong parkir.

Munajat membocorkan simulasi kunjungan ke masjid selanjutnya dari kalangan anak-anak yatim tapi terbatas. Munajat berharap agar para pengunjung nanti saat memasuki masjid hanya membawa barang-barang yang simpel sehingga tidak membuat lingkungan masjid terlihat semrawut.

“Ada beberapa kargo yang dibawa ke sini dari UEA, ada tempat Al-Qur’an, ini tempat sandal kan juga belum ada, loker di sini sudah ada, tapi sebenarnya pengennya [alat-alat tersebut] dari sana,” kata dia.

Rak tempat sandal rencananya ditaruh di empat lokasi. Dua rak sandal di bagian paling depan serambi dan dua rak sandal di sisi masjid dekat parkiran.

Sementara, dari perwakilan Difabel, Antok Darmanto meminta untuk parkir difabel dikasih tanda sein. Selain tempat parkir, tempat ibadah untuk difabel juga bisa diberikan tanda.

“Mungkin untuk difabel di sana [tempat parkir dan ibadah] ada tandanya,” ucap dia.

Ia juga berharap agar tanda untuk difabel lebih diperbanyak. Kemudian area parkir bisa lebih didekatkan dengan masjid agar lebih memudahkan para difabel.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya