Soloraya
Selasa, 9 Agustus 2011 - 08:18 WIB

Jelang Lebaran, Disnakkan dan DP2D Sidak daging

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tri Rahayu SIDAK DAGING--Tim gabungan Disnakkan dan DP2D Sragen menggelar inspeksi mendadak (Sidak) ke Pasar Bunder Sragen. (JIBI/SOLOPOS/Tri Rahayu)

Tri Rahayu SIDAK DAGING--Tim gabungan Disnakkan dan DP2D Sragen menggelar inspeksi mendadak (Sidak) ke Pasar Bunder Sragen. (JIBI/SOLOPOS/Tri Rahayu)

Sragen (Solopos.com)–Tim gabungan Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) dan Dinas Pendapatan dan Perpajakan Daerah (DP2) Sragen melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke Pasar Bunder Sragen, Selasa (9/8/2011).

Advertisement

Tim yang terdiri atas tujuh orang itu memeriksa daging sapi dan ayam yang dijual pedagang di pasar itu. Mereka menyisir semua pedagang daging sapi dan ayam untuk mengantisipasi peredaran daging gelonggongan dan daging ayam tiren sejak pukul 04.30 WIB.

Penyisiran dimulai dari penjual daging sapi di sisi selatan Pasar Bunder. Tim yang dipimpin Kabid Kesehatan Hewan (Keswan) Disnakkan Sragen, Suhudi, itu memeriksa daging-daging dan hati. Selain ingin mengetahui kandungan air dalam daging, tim juga ingin mengetahui ada cacing dalam hati yang diperjualbelikan.

Selama Sidak sekitar dua jam, mereka tidak menemukan daging gelonggongan atau ayam tiren. Kendati demikian tim sempat meminta sampel daging ayam untuk dites laboratorium. Kabid Keswan Disnakkan Sragen, Suhudi, saat dijumpai wartawan seusai Sidak, mengatakan tim gabungan tidak menemukan indikasi daging gelonggongan, cacing hati atau ayam tiren.

Advertisement

Hasil Sidak kali ini, ujarnya, menunjukkan keberhasilan pembinaan Disnakkan kepada para pedagang. “Sebelumnya kami menemukan daging busuk seberat lima kilogram dari pedagang Pasar Bunder. Para pedagang itu kami bina dan daging busuk itu sudah kami musnahkan. Setelah pembinaan pedagang, ternyata kami tidak lagi menemukan daging busuk atau gelonggongan lagi,” ujar Suhudi.

Dia menerangkan kadar air (Ph) dalam daging sehat berkisar antara 5-6%. Bila kandungan air dalam daging melebihi batas normal itu, terangnya, maka kualitas daging tidak baik karena terlalu banyak kadar air. “Bila demikian daging tidak baik untuk dikomsumsi. Biasanya kalau kami menemukan daging seperti itu, maka akan kami sita dan pedagang dibina,” tambahnya.

(trh)

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif