SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/dok)

Solo (Solopos.com) – Sebanyak 88 orang telah menderita dan satu orang di antaranya meninggal dunia karena tertular penyakit demam berdarah dengue (DBD) sepanjang Januari hingga pekan ketiga Oktober 2011 ini. Memasuki musim hujan ini, masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan.

Berdasarkan data Bidang Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, dibandingkan tahun 2010, jumlah kasus DBD pada 2011 ini memang menurun tajam. Tahun lalu, jumlah kasus DBD mulai Januari-Desember tercatat sebanyak 533 kasus dengan jumlah korban meninggal dunia sebanyak sembilan orang.

“Meski begitu, DBD tak boleh diabaikan. Masyarakat harus tetap waspada dengan terus menggiatkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Apalagi pada musim pancaroba dari musim hujan ke musim kemarau seperti sekarang. Kadang panas, kadang hujan. Dalam kondisi seperti inilah jentik nyamuk tumbuh,” ungkap Kabid P2PL DKK, Titiek Kadarsih, saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Senin (24/10/2011).

DKK sendiri, menurut Titiek, telah melakukan sejumlah langkah antisipasi, di antaranya dengan sosialisasi gerakan PSN, abatisasi massal atau pemberian abate secara selektif kepada warga Solo yang memiliki tempat penampungan air yang sulit dibersihkan. Kegiatan ini dilakukan pada 30 September dan 1 Oktober 2011 lalu.

Langkah antisipasi lainnya, lanjut Titiek, adalah dengan meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam pengendalian DBD melalui diskusi kelompok dengan harapan masyarakat tahu permasalahan di wilayahnya dan bisa mengatasinya. “Kegiatan ini baru hari ini diadakan. Kami mengundang perwakilan dari kelurahan masing-masing dua orang. Tapi supaya lebih efektif, kami bagi dua. Hari ini 27 kelurahan, sisanya Senin depan (31/10/2011),” kata Titiek.

Mengenai penurunan angka kasus DBD di Solo pada 2011 ini, menurut Titiek, hal itu terjadi karena banyak faktor. Di antaranya semakin meningkatnya kesadaran dan partisipasi warga masyarakat dalam gerakan PSN, keberhasilan penyuluhan, pelaporan dan penanganan yang cepat. “Cuaca memang berperan, tapi menurut saya kesadaran dan partisipasi yang tinggi dari masyarakat dalam gerakan PSN lah yang lebih banyak berperan,” tegasnya.

Seiring menurunnya angka kasus DBD pada 2011 ini, Titiek mengaku yakin jumlah kelurahan endemis pada tahun ini juga bakal berkurang. Tahun lalu, dari 51 kelurahan Solo, hanya enam kelurahan yang tidak masuk kategori endemis. Namun untuk mengetahui jumlah kelurahan endemis tahun 2011, harus menunggu sampai tahun ini lewat.

shs

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya