Soloraya
Minggu, 11 Desember 2022 - 16:42 WIB

Jelang Nataru, Harga Telur dan Daging Ayam di Pasar Boyolali Cenderung Naik

Nimatul Faizah  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Penjual daging ayam di Pasar Boyolali Kota, Santo, 50, pada Minggu (11/12/2022) siang. (Solopos.com/Ni’matul Faizah).

Solopos.com, BOYOLALI — Harga daging ayam dan telur ayam di Boyolali cenderung naik menjelang hari Natal dan tahun baru 2022.

Terpantau harga telur ayam di Pasar Boyolali Kota, Minggu (11/12/2022), mencapai Rp30.000 per kilogramnya, sedangkan harga daging ayam berada di angka Rp31.000 – 32.000 per kilogram.

Advertisement

Salah satu penjual, Tarti, mengungkapkan harga telur baru saja turun setelah naik sehari yang lalu. Sementara, daging ayam terus naik.

“Harga telur hari ini Rp30.000 per kilogram. Kemarin Rp31.000 per kilogram, tapi emang harga telur itu naik turun. Terus daging ayam ini naik jadi Rp31.000 per kilogram setelah Rp30.000, tapi kenaikan masih normal lah,” ungkapnya saat berbincang dengan Solopos.com di lapaknya.

Tarti mengatakan walaupun harga cenderung naik, minat masyarakat untuk membeli telur dan daging ayam tetap normal. Tarti sendiri tak tahu pasti apa yang membuat harga telur dan daging ayam naik, tapi ia menduga kenaikan menjelang natal dan tahun baru (Nataru).

Advertisement

Baca juga: Harga Minyak Goreng Hingga Daging Ayam Naik dalam Sepekan Terakhir

Senada, penjual telur, Tanti, 42, mengaku harga telur juga mengalami penurunan pada Minggu pagi. Ia mengungkapkan dari produsen menjual harga Rp28.000 per kilogram dan ia menjual Rp30.000 per kilogram.

“Kemarin itu mereka jual Rp29.000 per kilogram, saya jualnya Rp31.000 per kilogram. Harga telur sih enggak stabil, itu naik turun harganya. Kalau Rp30.000 – Rp31.000 per kilogram ya cenderung tinggi,” jelasnya.

Walaupun harga telur cenderung tinggi, Tanti mengungkapkan daya beli masyarakat tak menurun. Ia tak tahu faktor pasti daya beli masyarakat tetap bagus di tengah kenaikan harga. Namun, ia menduga hal tersebut karena faktor menjelang natal dan tahun baru.

Advertisement

Salah satu penjual daging ayam, Santo, 50, juga mengungkapkan harga daging ayam naik di tempatnya berkisar Rp31.000 – Rp 32.000 per kilogram.

Ia menilai kenaikan harga memang biasa terjadi menjelang hari raya dan hari libur. Walaupun begitu, Santo mengungkapkan pembelian tetap stabil tanpa ada penurunan.

Baca juga: Harga Pangan Cenderung Stabil, Daging Ayam Masih Mahal

“Harga daging ayam belum cenderung mahal ya, tapi sudah naik. Untuk stok juga masih sama kalau saya, per hari rata-rata 27 kilogram,” jelasnya.

Advertisement

Sementara itu, Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Jawa Tengah, Parjuni, menilai kenaikan harga telur memang cukup tinggi.

Ia mengatakan sudah satu hingga dua pekan harga telur ayam naik karena suplai tidak banyak akan tetapi permintaan naik. “Momen Natal dan tahun baru ini menaikkan daya beli sehingga harga-harga jadi naik,” kata dia.

Parjuni mengungkapkan sedikitnya suplai telur karena beberapa waktu lalu ada kerugian di tingkat peternak sehingga banyak yang mengurangi populasi ayam.

“Untuk harga daging ayam itu posisinya sebenarnya tidak terlalu tinggi dari peternak sekitar Rp19.000 – Rp20.000 per kilogram, masih jauh dari harga pokok produksi. Untuk ayam hidup Rp17.500 – 18.500 per ekor tapi itu sudah naik dari sepekan yang lalu sekitar Rp16.000 – Rp16.500,” kata dia.

Advertisement

Baca juga: Sudah Dua Pekan Harga Telur di Sragen Naik Rp4.000/Kg

Parjuni mengatakan harga sekitar Rp16.000 tersebut sudah berlangsung sekitar lima bulan sebelum naik sepekan yang lalu.

“Itu peternak broiler sudah banyak  yang tutup juga. Kalau yang petelur ini sudah hampir dua bulan harganya cukup tinggi. Namun bukan berarti tidak terjangkau, masih terjangkau,” kata dia.

Ia menambahkan daya beli naik karena kondisi masyarakat di situasi pandemi Covid-19 sudah lebih baik. Ia mengatakan masyarakat sudah bebas untuk keluar rumah dan bisa berkulineran dengan bahan daging ayam dan telur.

“Namun biasanya enggak lama [kenaikan harga]. Paling sekitar satu hingga dua pekan saya kira kalau ayam bakal normal kembali. Namun, untuk telur masih aman [tinggi]. Kalau ayam peternak satu dua pekan akan turun di bawah HPP,” jelasnya.

Parjuni menilai kenaikan harga telur dan daging ayam masih dalam taraf wajah karena masih jauh jika dibandingkan kenaikan per bulan atau per tahun.

Advertisement

Baca juga: Harga Bahan Baku Terus Naik, Pedagang Ayam Tepung di Boyolali Dilanda Dilema

“Kadang saya ini heran, peternak belum menikmati harga bagus sudah ada operasi pasar. Mungkin pemerintah takut inflasi tapi justru yang sebenarnya yang membuat harga naik itu dominan itu tingginya harga pakan atau bibit,” jelasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif