SOLOPOS.COM - Ilustrasi, stok beras (JIBI/SOLOPOS/dok)

Solopos.com, SRAGEN — Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan (Diskumindag) Sragen memastikan stok kebutuhan pokok, terutama beras aman menjelang Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru).

Hal ini diungkapkan oleh Pengawas Perdagangan Diskumindag Sragen, Kunto Widyastuti, saat dihubungi Solopos.com, pada Kamis (22/12/2022).

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Beras di Sragen aman, karena Kabupaten Sragen menjadi salah satu lumbung padi di Jawa Tengah,” ujar Kunto.

Sementara itu, estimasi stok pada pekan ke-IV, yaitu mulai 22-29 Desember 2022, untuk komoditas beras ada sebanyak 6.150 ton, kemudian untuk pekan ke-IV, 29-31 Desember 2023, ada sebanyak 4.120 ton beras.

Sebelumnya total estimasi stok beras pada Desember adalah sebesar 28.450 ton.

Baca Juga: Pemkab Sragen Sediakan 6 Objek Wisata Murah Meriah untuk Libur Nataru

Terpisah, Pimpinan Cabang Bulog Solo, Andi Nugroho, mengatakan bahwa ketersediaan stok di wilayah kerja Bulog cabang Solo, yang cakupannya Soloraya per Senin (19/12/2022) lalu ada sebanyak 7.407 ton setara beras.

“Secara ketersediaan masih sangat aman untuk menghadapi momen Nataru,” terang Andi, Senin.

Sementara itu, untuk serapan Bulog pada 2020 sekitar 19.167 ton setara beras, 2021 sebanyak 27.435 ton setara beras, dan 2022, Senin, sebesar 27.405 ton setara beras.

Terdapat peningkatan produksi karena jaringan mitra Bulog semakin bertambah, baik dari penggilingan ataupun kelompok tani.

“Mitra Bulog di wilayah cabang Solo mayoritas dari Kabupaten Sragen, hampir 50%. Sementara kabupaten lainnya, seperti Sukoharjo, Karanganyar, Klaten, Wonogiri, dan Boyolali itu ada, namun lebih sedikit, mayoritas memang di Sragen,” tambah Andi.

Baca Juga: Bank Dunia: Harga Beras di Indonesia Paling Mahal se-ASEAN

Ia menilai faktor gagal panen dari salah satu faktor yang memengaruhi serapan beras. Misalnya karena cuacanya esktrem yang menyebabkan produksi terganggu.

“Penyerapan juga akan terganggu karena kalau dari sisi produksinya itu tidak bisa maksimal, nanti kan otomatis kan panennya enggak bagus, atau jumlahnya tidak bisa banyak. Secara ketersediaan barang tidak banyak dan harganya relatif lebih tinggi pasti akan kesulitan untuk menyerap. Apalagi dari sisi kualitas, kalau sampai gagal panen karena hama atau pun karena cuaca secara kualitas pasti tidak akan sesuai yang diharapkan,” ujar Andi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya