SOLOPOS.COM - Seorang petani di Desa Plumbon, Mojolaban, mengamati tanaman padi di lahan pertaniannya, Rabu (2/10/2013). Sejumlah petani di Mojolaban nekat melakukan tanam baru padi kendati saluran Dam Colo mulai dikeringkan pekan depan.(JIBI/Solopos/Kurniawan)

Solopos.com, SUKOHARJO--Petani sejumlah desa di Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo, nekat menanam padi dua pekan terakhir. Padahal pengeringan saluran irigasi Colo timur dimulai Rabu (9/10/2013) depan.

Informasi yang dihimpun solopos.com, Rabu, petani yang melakukan tanam baru padi berasal dari Desa Laban, Wirun, Bekonang dan Dukuh. Luas tanam baru empat desa itu sekitar 600 hektare.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Umur tanaman padi bervariasi, rata-rata di bawah dua pekan. Selain empat desa tersebut, petani di Desa Tegalmade tengah ancang-ancang melakukan tanam padi. Saat ini petani Tegalmades sudah masuk masa panen. Luas tanam baru di Tegalmade diperkirakan 100 hektare. Untuk tanaman padi di desa lain seperti Plumbon usianya sudah mencapai 30 hari.

Kendati demikian tanaman di Plumbon juga berpotensi rusak seiring pengeringan saluran Colo timur. Kaur Pembangunan Desa Wirun, Budi Harto, saat ditemui Espos mengatakan, kandungan air tanah di lahan pertanian Wirun terbilang tinggi. Petani mengandalkan air tanah untuk menghadapi masa pengeringan saluran Dam Colo selama sebulan.

Dia menjelaskan, petani di Wirun tergabung dalam tiga kelompok tani (KT). Petani yang tergabung KT Ngudi Mulyo, usia tanaman padi mereka sekitar satu pekan. Sedangkan tanaman petani yang tergabung dalam KT Ngudi Sembada dan Ngudi Santoso berusia sekitar dua hingga tiga hari setelah tanam (HST). “Mayoritas hasil tanam baru,” katanya.

Budi mengakui, sosialisasi pengeringan saluran Colo sudah dilakukan oleh jajaran Dinas Pertanian. Tapi karena terikat masa sewa lahan, sebagian petani nekat menanam padi. Di samping itu, para petani optimistis tanaman padi mereka bisa tetap hidup kendati saluran Colo ditutup. “Petani optimistis survive dengan andalkan sumur pantek,” imbuhnya.

Pernyataan senada disampaikan Kepala UPTD Dinas Pertanian Mojolaban, Surono. Menurut dia, seluruh petani di Mojolaban sudah mengetahui rencana pengeringan saluran Dam Colo. Pasalnya langkah pengeringan saluran tersebut sudah berlangsung beberapa tahun terakhir.

“Tahun ini kami juga sudah sosialisasikan pengeringan kepada petani,” tegasnya.

Menurut Surono, pihaknya tidak kurang-kurang menjelaskan kepada petani perihal risiko tanam baru padi saat pengeringan saluran Colo. Tapi petani selalu berdalih masih ada sumur pantek untuk memenuhi kebutuhan air. “Kenyataannya air tanah di desa-desa ini besar. Petani bisa memanfaatkannya untuk mengairi sawah,” pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya