SOLOPOS.COM - Pedagang bunga di Pasar Mojosongo sedang menggelar dagangannya, Selasa (27/2/2024). Omzet penjualan pedagang bunga di Pasar Mojosongo, Solo meningkat puluhan lipat jelang Ramadan. (Solopos/Candra Septian Bantara)

Solopos.com, SOLO–Omzet pedagang bunga tabur di Pasar Mojosongo, Solo, mengalami peningkatan puluhan lipat menjelang Ramadan, Selasa (27/2/2024). Hal ini tidak lepas dari masih lestarinya tradisi Nyadran atau berkunjung ke makam leluhur saat Ruwah di Solo.

Pantauan Solopos.com, Selasa (27/02/2024) pukul 07.00-08.30 WIB, di depan Pasar Mojosongo banyak dijumpai lapak-lapak kecil penjual bunga. Penjual bunga tersebut rata-rata menggunakan payung, tampah, dan meja kecil untuk menjajakan dagangannya.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Salah seorang pedagang bunga tabur, Yumi, 79, ketika ditemui Solopos.com mengaku bisa menjual ratusan bungkus bunga ketika memasuki pertengahan Ruwah. Hal ini berbeda jauh ketika ia berjualan di hari-hari biasa yang hanya laku puluhan bungkus.

“Ya kalau Ruwah dekat-dekat Ramadan gini, ya, laris banget, Mas, karena banyak yang Nyadran. Sehari ratusan bungkus bisa habis ya sekitar 200-300 lah, ya. Tapi ya kalo hari biasa, bisa laku 10 atau 20 bungkus udah syukur Alhamdulillah,” ujar dia kepada Solopos.com.

Pedagang yang sudah berjualan bunga selama 50 tahun ini menjual bunganya dengan harga Rp5.000-Rp10.000 ribu per bungkusnya atau tergantung permintaan pelanggannya. Dalam satu bungkus tersebut, biasanya terdiri atas tiga jenis bunga, yaitu mawar, kantil, dan kenanga.

Sementara itu, pedagang bunga yang lapaknya tak jauh dari Yumi, Sriyani, 56, juga mengatakan hal senada dengan Yumi. Pedagang asal Andong, Boyolali itu bisa menjual 100-150 bungkus bunga dengan harga Rp5.000-Rp10.000 saat memasuki pertengahan Ruwah.

“Kalo sekarang satu karung bunga ini bisa habis dalam sehari, Mas. Satu karung ini kalau dibungkus kecil-kecil dengan harga Rp5.000-Rp10.000 bisa laku 100-150 bungkus. Tapi jika hari biasa, setengah karung pun kadang tidak habis,” ungkap Sriyani kepada Solopos.com.

Penjual bunga di Pasar Mojosongo biasanya mulai berjualan setelah subuh hingga petang. Mereka kebanyakan mendapatkan stok dagangan dengan membeli langsung di Pasar Kembang Solo, namun ada juga yang mendapatkan kiriman atau setoran daerah Plupuh, Sragen.

“Saya dan teman-teman pedagang lain biasanya mulai berjualan pukul 05.00 pagi sampai pukul 17.00, Mas, tapi ada juga yang sampai Magrib. Namun sebelum berjualan kebanyakan pedagang di sini kulakan dulu ke Pasar Kembang Solo tapi kalau saya dan beberapa teman di sini sudah disetori bakul dari daerah Plupuh, Sragen,” ujar pedagang yang sudah 30 tahun berjualan bunga di Pasar Mojosongo, Heny, 45, kepada Solopos.com, Selasa (27/2/2024).

Pembeli bunga di Pasar Mojosongo ini berasal dari berbagai daerah di Solo bahkan tak jarang ada juga luar kota. Kebanyakan pembeli membeli bunga untuk Nyadran ke TPU Bonoloyo dan TPU Untoroloyo di Mojosongo, Kecamatan Jebres, Solo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya