Soloraya
Kamis, 2 Mei 2013 - 09:22 WIB

Jembatan Alternatif Plupuh-Kalijambe Rawan Ambruk

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga melihat talut jembatan di perbatasan Dusun Sendang dan Kedungringin Desa Bukuran, Kalijambe, Sragen, yang ambrol, Rabu (1/5/2013). (Ika Yuniati/JIBI/SOLOPOS)


Warga melihat talut jembatan di perbatasan Dusun Sendang dan Kedungringin Desa Bukuran, Kecamatan Kalijambe, Sragen, yang ambrol. Foto diambil, Rabu (1/5/2013). (Ika Yuniati/JIBI/SOLOPOS)

SRAGEN–Jembatan alternatif yang menghubungkan antara Kecamatan Plupuh dan Kecamatan Kalijambe, Sragen, rawan ambruk.

Advertisement

Pasalnya, talut jembatan yang berada tepat di perbatasan Dusun Sendang dan Kedungringin Desa Bukuran, Kalijambe, itu ambrol karena terkikis arus sungai.

Kondisi talut tersebut sangat mengenaskan baik di sisi selatan maupun sisi timur. Sementara, bangunan jembatan juga sudah mulai retak-retak. Jika kondisi ini terus dibiarkan, warga khawatir jembatan tersebut bakal ambruk. Pasalnya, jembatan sepanjang tujuh meter dengan lebar sekitar empat meter itu sering digunakan lalu lalang kendaraan roda dua maupun roda empat.

Beberapa kendaraan berat juga sering melintas di kawasan tersebut. Menurut salah satu warga sekitar, Wiji, kendaraan berat yang melintas di lokasi tersebut per hari rata-rata 10 unit dengan muatan masing-masing 5-10 ton. Kendaraan-kendaraan berat itu biasanya mengangkut bahan bangunan dari arah Kalijambe menuju Plupuh.

Advertisement

“Kalau lewat sini [jembatan Kalijambe] biasanya memang lebih cepat. Jalannya juga bagus, enggak rusak kalau lewat jalan utama,” tambah Wiji saat ditemui Solopos.com di sekitar jembatan, Rabu (1/5/2013).

Kepala Dusun Kedungringin, Suyono, membenarkan kondisi tersebut. Ia menilai kondisi jalan alternatif itu memang sangat mengenaskan. Jika sampai ambruk, akses warga Plupuh menuju Kalijambe dan sebaliknya bisa terputus dan mereka harus memutari desa untuk bisa pindah lokasi dari satu kecamatan ke kecamatan lainnya.

Kondisi itu menurut Suyono diperparah dengan jalan beton di sekitar jembatan yang juga turut rusak. Terlebih jalan menanjak menuju arah Plupuh. Talut sisi utara jalan ambrol karena tergerus air hujan saat musim penghujan beberapa bulan lalu. Kerusakan jalan itu terjadi sepanjang 50 meter dengan lebar jalan sekitar tiga hingga empat meter.

Advertisement

Lebih lanjut, Suyono, menjelaskan pasca-dibangun belasan tahun lalu, jembatan itu memang belum pernah diperbaiki. Ia dan beberapa warga sudah mengusulkan ke pemerintah terkait agar bangunan itu segera diperbaiki. Namun mereka legawa, meski  hingga sekarang belum juga tersentuh pembangunan.

Ia menilai lambannya perbaikan itu dikarenakan harus menunggu antrean. Pasalnya jumlah bangunan atau jalan rusak di sekitar Kalijambe cukup banyak sehingga mereka menunggu giliran.

“Sepertinya tahun ini jatah kami diperbaiki. Saya juga belum tahu rinciannya seperti apa,” tukasnya saat ditemui Solopos.com di kediamannya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif