Soloraya
Sabtu, 26 Oktober 2013 - 04:15 WIB

Jembatan Delanggu Klaten Nyaris Ambol, Warga Pakai Bambu

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, KLATEN —Jembatan yang menjadi penghubung tiga desa di Ngalas, Jetis, Delanggu Klaten nyaris ambrol karena kondisi pondasinya sangat memprihatikan. Agar akses jalan tidak putus, warga setempat menggunakan jembatan bambu yang dibangun di atas jembatan Ngalas yang nyaris ambrol.

Warga melintasi jembatan yang terbuat dari bambu yang dibangun di atas jembatan Ngalas, Jetis, Delanggu yang nyaris ambrol, Jumat (25/10/2013). (Shoqib A/JIBI/Solopos)

Advertisement

Pantauan Solopos.com di lokasi, Jumat (25/10/2013), jembatan yang terbuat dari bambu itu memiliki panjang 6 meter (m) dan lebar sekitar 1,5 m. Jembatan sederhana itu dibangun di atas jembatan Ngalas yang berukuran 6 m x 3 m. Masing-masing ujung jembatan bambu tersebut dicor supaya tidak hancur saat menjadi pijakan kendaraan.

Jembatan bambu itu hanya bisa dilewati oleh kendaraan roda dua. Pengendara yang melewati jembatan tersebut harus bersabar dan berhati-hati agar tidak jatuh. Sebab, kendaraan yang lewat harus bergantian karena jembatan hanya bisa dilewati satu jalur. Sedangkan, kendaraan roda empat dilarang melintasi jembatan bambu tersebut dan harus memutar melewati Dusun Ngrukuh atau lewat Jl Solo-Jogja di Kaliwongko.

Sementara, pondasi jembatan Ngalas yang dibuat pada 1970-an pada bagian selatan terlihat doyong ke utara. Bagian atas pondasi tersebut sudah hancur dan nyaris roboh. Sejumlah retakan juga terlihat di pondasi jembatan tersebut.

Advertisement

Salah satu warga Jetis, Delanggu, Maryani, 45, mengatakan jembatan bambu itu dibangun sendiri secara swadaya oleh masyarakat setempat. Warga membuat jembatan bambu beberapa hari sebelum bulan Ramadan lalu.

Menurutnya, warga membangun jembatan darurat supaya akses tiga desa tidak terputus. Ketiga desa itu adalah Desa Jetis, Butuhan dan Trasan. “Sebab, kalau tidak ada jembatan Ngalas, warga harus memutar ke Dusun Ngrukuh atau lewat Kaliwingko. Jaraknya lebih jauh, sekitar 2 Kilometer,” ungkapnya kepada wartawan di lokasi, Jumat.

Dia mendesak agar pemerintah segera memperbaiki jembatan tersebut. Sebab, saat ini kondisinya sudah sangat memprihatinkan. “Harus segera diperbaiki, jika tidak jembatan mungkin ambrol saat musim hujan,” tegasnya.

Advertisement

Kepala Urusan Umum Desa Jetis, Muh Juanedi, mengatakan jembatan itu rusak mulai awal 2013. Menurutnya, kerusakan pondasi jembatan itu terjadi karena terkikis oleh air. Selain itu, jembatan rusak karena usia yang sudah tua dan tidak pernah direhab.

“Untuk sementara, warga membangun jembatan yang terbuat dari bambu dan hanya bisa dilewati kendaraan roda dua,” ungkapnya saat dihubungi Solopos.com, Jumat. Berdasarkan informasi yang dia terima, jembatan itu akan direhab total pada 2014 mendatang.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif