SOLOPOS.COM - Warga menyaksikan Sungai Bengawan Solo dari Jembatan Mojo, Semanggi, Pasar Kliwon, Minggu (19/6/2016), (istimewa/Nur Atmaja/SoloposFM)

Masyarakat dari Mojolaban, Sukoharjo, harus menempuh jarak lebih jauh 10 km untuk menuju Pasar Kliwon, Solo.

Solopos.com, SUKOHARJO — Warga Mojolaban, Sukoharjo, meminta solusi terkait penutupan jalur Sukoharjo-Solo menyusul proyek perbaikan Jembatan Mojo pada 24 Oktober-4 November.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Penutupan jembatan itu membuat mereka harus menempuh jarak lebih jauh dan waktu lebih lama untuk menuju wilayah Pasar Kliwon, Solo. Hal itu karena warga harus memutar lewat Palur, Mojolaban, atau Pranan, Polokarto.

Jembatan Mojo merupakan penghubung antara wilayah Sukoharjo dengan Kota Solo atau sebaliknya. Jembatan di Sungai Bengawan Solo itu menjadi akses utama warga Sukoharjo terutama wilayah Mojolaban saat bepergian menuju Kota Bengawan.

Apabila jembatan ditutup, warga harus memutar arah menuju Palur atau melewati Pranan, Polokarto via Jl. Ciu. Jarak tempuh diperkirakan bertambah lebih dari 10 kilometer. Otomatis waktu tempuh perjalanan bakal lebih lama dibanding melewati Jembatan Mojo.

“Misalnya, saat berobat ke RS Kustati, Pasar Kliwon, Solo, hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit. Jika lewat Palur atau Pranan mungkin bisa 40 menit. Padahal kondisi darurat saat ada warga yang sakit,” kata seorang warga Desa Wirun, Mojolaban, Sugeng, saat berbincang dengan Solopos.com, Kamis (19/10/2017).

Sugeng memprediksi bakal terjadi kemacetan lalu lintas di sejumlah lokasi di Mojolaban seperti Simpang Empat Tugu Jam Bekonang. Kendaraan bermotor bakal menumpuk di lokasi itu lantaran pengalihan arus lalu lintas.

Hal ini bakal berimbas pada membengkaknya biaya transportasi lantaran harus memutar belasan kilometer. “Saya selalu mengantar anak ke sekolah di Pasar Kliwon, Solo setiap pagi hari. Harus ada solusi alternatif dari instansi terkait agar jarak tempuh perjalanan tak terlalu bertambah banyak,” ujar dia.

Hal senada diungkapkan warga Desa Dukuh, Mojolaban, Iswani. Dia tak mempermasalahkan penutupan sementara Jembatan Mojo selama 10 hari selama proyek perbaikan jembatan. Namun, instansi terkait harus mencari solusi agar pengguna jalan tak harus memutar arah terlalu jauh.

“Mungkin jembatan tetap bisa dilewati pengguna jalan namun hanya satu jalur. Pengguna jalan dari Solo maupun Sukoharjo bisa melewati jembatan secara bergantian,” tutur dia.

Sementara itu, Kasatlantas Polres Sukoharjo, AKP Finan Sukma Radipta dan Kapolsek Mojolaban, AKP Priyono, mewakili Kapolres Sukoharjo, AKBP Iwan Saktiadi, mengatakan telah menerima surat tembusan ihwal rencana pengerjaan proyek perbaikan Jembatan Mojo dari Pemkot Solo. Pola manajemen rekayasa lalu lintas bakal dilakukan untuk mengurai kemacetan selama jembatan ditutup sementara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya