Soloraya
Rabu, 16 Februari 2022 - 18:51 WIB

Jembatan Mojo Penghubung Solo-Mojolaban bakal Direhab, Jalan Ditutup?

Mariyana Ricky P.d  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Jembatan Mojo yang menghubungi Solo dengan Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo. (Solopos/Dok)

Solopos.com, SOLO — Jembatan Mojo di Sungai Bengawan Solo yang menghubungkan Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo, dengan Kota Solo akhirnya bakal diperbaiki pada tahun ini. Rencana rehab jembatan yang dibangun pada 1985 itu sebenarnya sudah mengemuka sejak 2018.

Kala itu, investigasi struktur jembatan dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo bersama Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan (Pusjatan) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Advertisement

Investigasi dilakukan mengingat jembatan tersebut belum pernah mengalami perbaikan total. Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Solo, Joko Supriyanto, mengatakan berdasarkan hasil rekomendasi Pusjatan, pelat lantai Jembatan Mojo harus diganti.

Baca Juga: INFRASTRUKTUR SOLO : 4 Ruas Jalan Ini Rawan Macet saat Jembatan Mojo Semanggi Ditutup

Advertisement

Baca Juga: INFRASTRUKTUR SOLO : 4 Ruas Jalan Ini Rawan Macet saat Jembatan Mojo Semanggi Ditutup

Investigasi Jembatan Mojo di perbatasan Solo dengan Sukoharjo tersebut saat itu menyasar identifikasi baja tulangan, pengujian kerapatan dan retak beton, pengujian kedalaman karbonasi beton. Kemudian pengambilan sampel beton inti, pengujian ketebalan cat, uji regangan jembatan, uji lendutan jembatan dan uji getaran jembatan.

“Alhamdulillah, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bersedia mendanai renovasi dengan pagu anggaran senilai Rp22 miliar, kemudian dana pendampingan dari Pemkot Rp8 miliar. Kebutuhan totalnya Rp30 miliar sesuai hasil desain Pusjatan dulu,” katanya saat dihubungi Solopos.com, Selasa (15/2/2022).

Advertisement

Baca Juga: Jembatan Mojo Ditutup, Awas Macet di Palur dan Jl. Ciu Mojolaban Sukoharjo

Joko menambahkan selama renovasi Jembatan Mojo penghubung Solo dengan Sukoharjo itu, rencananya tak akan menutup seluruh jalan, karena menggunakan metode ortotropik. Pelat lantai jembatan bakal diganti per sisi, sehingga hanya menutup separuh jalan.

Penutupan jalan sepenuhnya bakal berdampak secara ekonomi yang tak sedikit lantaran jembatan itu menjadi urat nadi penghubung antardaerah. Kerugian ekonomi akibat penutupan jalan selama enam bulan masa pengerjaan sangat besar, karena itulah dipilih metode ortotropik.

Advertisement

Baca Juga: Jembatan Mojo Ditutup, Begini Pengorbanan Pedagang Pasar Gede Solo

Sisi jalan yang terbuka masih bisa dilalui kendaraan, meski bukan kendaraan besar dan berat. “Soal lalu lintas, nanti kami bicarakan dengan Dinas Perhubungan (Dishub),” tuturnya.

Joko mengatakan Jembatan Mojo tak pernah mengalami perbaikan penuh, hanya perbaikan rutin. Di antaranya pekerjaan grouting di bagian yang retak, pengecatan, dan sebagainya. Pekerjaan grouting tidak merampungkan persoalan kerusakan jembatan.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif