Soloraya
Rabu, 16 Februari 2022 - 23:49 WIB

Jembatan Mojo Solo Pernah Ditutup 2017, Begini Dampak Lalu Lintasnya

Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Jembatan Mojo yang menghubungi Solo dengan Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo. (Solopos/Dok)

Solopos.com, SOLO — Jembatan Mojo di Jl Kyai Mojo, Pasar Kliwon, yang menghubungkan Solo dengan Bekonang, Mojolaban, Sukoharjo, bakal diperbaiki pada tahun ini. Pemkot Solo sudah mendapat kepastian dari Pemerintah Provinsi Jateng yang bersedia mendanai rehab jembatan di Sungai Bengawan Solo itu.

Rehab jembatan Mojo, berdasarkan hasil investigasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan (Pusjatan) pada 2018 lalu membutuhkan anggaran senilai Rp30 miliar. Pemprov bakal membantu mendanai dengan pagu Rp22 miliar. Kemudian ada dana pendampingan dari Pemkot Solo senilai Rp8 miliar.

Advertisement

“Saat ini kami tengah memroses persetujuan rencana kerja operasional [RKO] baru boleh lelang. Paling cepat, lelang dimulai pada Mei,” kata Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Solo, Joko Supriyanto, Rabu (16/2/2022).

Baca Juga: Jembatan Mojo Penghubung Solo-Mojolaban bakal Direhab, Jalan Ditutup?

Advertisement

Baca Juga: Jembatan Mojo Penghubung Solo-Mojolaban bakal Direhab, Jalan Ditutup?

Joko menambahkan selama proses rehab Jembatan Mojo penghubung Solo dengan Sukoharjo yang diperkirakan butuh waktu kurang lebih enam bulan tidak akan menutup seluruh jalan. Hal itu karena pengerjaannya menggunakan metode ortotropik.

Pelat lantai jembatan bakal diganti per sisi sehingga hanya menutup separuh jalan. Penutupan jalan sepenuhnya bakal berdampak secara ekonomi yang tak sedikit lantaran jembatan itu menjadi urat nadi penghubung antardaerah.

Advertisement

Baca Juga: Jembatan Mojo Ditutup, Begini Pengorbanan Pedagang Pasar Gede Solo

Berdasarkan catatan Solopos.com, jembatan Mojo yang menghubungkan Solo dengan Bekonang, Sukoharjo, pernah ditutup total selama kurang lebih 10 hari pada Oktober-November 2017 lalu. Saat itu penutupan diperlukan untuk perbaikan pelat lantai jembatan dan penguatan baut di sepanjang jembatan.

Penutupan jembatan itu berdampak besar terhadap mobilitas warga. Kendaraan berat dari arah Mojolaban yang hendak ke Solo atau sebaliknya harus memutar lewat Palur, Karanganyar, atau lewat jembatan Bacem di Sukoharjo.

Advertisement

Belum lagi pengendara kendaraan roda dua yang harus mencari alternatif jalur untuk menyeberang dari dan ke masing-masing wilayah. Tak sedikit pengendara sepeda motor yang memilih menggunakan jembatan sesek di Kampung Beton, Sewu, Jebres. Karena jika lewat Palur atau Jembatan Bacem jaraknya terlalu jauh dan butuh waktu lama.

Baca Juga: Jl. Ciu Sukoharjo Macet 2 Km karena Jembatan Mojo Solo Ditutup

Tingkat Kepadatan Lalu Lintas

Sebagian pengendara kendaraan roda dua lainnya memilih menitipkan kendaraan mereka di rumah warga sekitar kemudian berjalan kaki melalui proyek jembatan. Sesampai di seberang jembatan mereka menyewa ojek atau lainnya menuju lokasi tujuan.

Advertisement

Berdasarakan data Dishub Solo saat itu, tingkat kepadatan lalu lintas Solo-Sukoharjo via Jembatan Mojo rata-rata berkisar 1.500 kendaraan hingga 2.000 kendaraan per jam. Pada pagi hari dan jam orang pulang kerja, bahkan bisa mencapai 5.000 kendaraan per jam.

Baca Juga: TRANSPORTASI SOLO : Getek Ngepung Beroperasi Siang-Malam selama Jembatan Mojo Ditutup

Akibat pengalihan arus lalu lintas dari jembatan Mojo itu, sejumlah ruas jalan di Solo, Sukoharjo, dan Karanganyar pun menjadi padat. Di dalam Kota Solo, jalur yang terdampak saat itu adalah Jl Kapten Mulyadi, Jl Sampangan, Jl Veteran, dan Jl Brigjen Sudiarto.

Selain keempat jalur tersebut, jalur menuju Sukoharjo melalui pintu masuk Solo Baru juga menjadi lebih padat. Begitu pula dengan jalur dari arah Palur menuju Jl Juanda yang merupakan jalur masuk Kota Solo.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif