Solopos.com, KARANGANYAR – Warga Dusun Banjarsari dan Dusun Bakalan, Desa Bakalan, Kecamatan Jumapolo, Karanganyar, harus melintasi jembatan bambu sebagai jalur penghubung mereka.
Pasalnya, jembatan permanen yang dibangun pada 1967 yang dijadikan satu-satunya akses warga, putus diterjang banjir bandang pada 2010 lalu.
Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya
Kepala Dusun (Kadus) Pulesari, Sukadi, mengungkapkan jembatan tersebut merupakan jalur alternatif Sukoharjo menuju Matesih, melewati Desa Kwangsan dan Desa Bakalan, Kecamatan Jumapolo, serta Kecamatan Jumantono.
“Jembatan bambu bisa dilewati kendaraan roda dua. Kalau roda empat, harus memutar dengan jarak tempuh lebih panjang sekitar dua kilometer,” terang dia saat dijumpai
Dia menambahkan pembuatan jembatan bambu merupakan inisiatif warga lantaran jembatan permanen putus diterjang banjir.
“Setiap hari [jembatan bambu] dilewati warga sekitar, mulai dari anak sekolah, sampai petani. Jalur lainnya bisa juga lewat Dusun Genting. Ini sudah kali keempat bambunya diganti,” imbuhnya.
Kepala Desa (Kades) Bakalan, Sri Purwani, mengaku sudah kali kesekian mengajukan perbaikan jembatan ke tingkatan kabupaten, provinsi, hingga pusat. Kendati demikian, bantuan tak kunjung datang.
“Jembatan itu sudah berkali-kali disurvei, tapi tidak segera direalisasi. Entah dari kabupaten sampai provinsi. Tahun ini saja sudah dua kali disurvei tim dari kabupaten. Kalau dihitung dengan tahun sebelumnya, berapa kali sudah tak terhitung,” tuturnya.
Sri memprediksi pembangunan jembatan itu bakal menelan anggaran minimal senilai Rp150 juta. Duit senilai itu, menurut dia, belum termasuk tenaga swadaya masyarakat.