Soloraya
Kamis, 1 Desember 2011 - 10:56 WIB

Jembatan saksi gerilya Jenderal Soedirman itu kini ambrol...

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

AMBROL-Jembatan Sumpit Urang yang merupakan jalan penghubung beberapa desa di Jatisrono, Wonogiri, dulu kerap dilewati Pahlawan Perang Jenderal Sudirman. Sepekan lalu, salah satu sisi jembatan itu ambrol karena hujan deras dan faktor usia. Foto diambil Rabu (30/11/2011). (JIBI/SOLOPOS/Ayu Abriyani KP)

(Solopos.com)–Sajem, nenek berusia sekitar 70 tahun itu menatap lurus ke jalan berbatu yang ada di depan rumahnya, Rabu. Ia lalu bercerita untuk mengenang masa mudanya dan seorang pahlawan besar  Jenderal Soedirman yang kerap melewati jalan berbatu di depan tempat tinggalnya di RT 5/RW II, Gondangsari, Jatisrono, Wonogiri.

Advertisement

“Dulu, itu hanya jalan berbatu dan baru satu tahun yang lalu sudah di cor (di semen-red),” paparnya saat dijumpai wartawan di rumahnya, Rabu (30/11/2011).

Di sisi lain jalan itu, juga ada dua buah jembatan yang biasa disebut warga dengan Jembatan Supit Urang. Kini, setelah dimakan usia, lama-lama jembatan itu kian rapuh dan ambrol karena hujan deras yang turun sepekan lalu sehingga jembatan itu membahayakan pengguna jalan. Sehingga hanya mampu dilalui oleh sepeda motor.

Perangkat desa pun memasang pagar pengaman sederhana berupa batang-batang bambu yang dirangkai agar mobil tidak dapat lewat karena dikhawatirkan semakin membahayakan oleh tambahan beban berat. Pemerintah desa juga telah melaporkan hal itu kepada kecamatan agar segera mendapat penanganan, tetapi belum ada tanggapan.

Advertisement

Sekdes Gondangsari, Suparno, mengatakan jembatan itu penting karena menjadi jalan alternatif yang menghubungkan beberapa desa di antaranya Gondangsari, Sidorejo, Ngrumpak, Pule dan Semen.

“Jembatan itu berukuran enam meter kali delapan meter dan tinggi empat meter serta memiliki nilai sejarah yakni salah satu rute gerilya Jenderal Soedirman. Jembatan tersebut tidak bisa direhab dan harus dibangun ulang dengan biaya sekitar Rp 100 juta,” jelasnya saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Rabu.

Ia berharap segera ada tindak lanjut dari pemerintah daerah untuk memperbaiki jembatan itu sehingga dapat dimanfaatkan kembali oleh masyarakat dan mempermudah akses ke sejumlah desa.

Advertisement

(Ayu Abriyani KP)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif