SOLOPOS.COM - Pengendara sepeda motor menyeberangi Sungai Bengawan Solo melewati jembatan sasak dari Gadingan, Mojolaban, Sukoharjo, menuju Beton, Sewu, Jebres, Solo, Rabu (5/10/2022). (Solopos/Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SOLO — Jembatan sasak yang menghubungkan Kampung Beton, Kelurahan Sewu, Jebres, Solo-Gadingan, Mojolaban, Sukoharjo dioperasikan dengan sistem buka tutup. Saat turun hujan lebat dengan intensitas tinggi jembatan dari anyaman bambu ditutup.

Pantauan Solopos.com, Selasa (11/10/2022), sejumlah pengendara sepeda motor yang hendak melewati jembatan sasak berbalik arah. Ketinggian air Sungai Bengawan Solo mengalami kenaikan signifikan akibat curah hujan tinggi selama beberapa hari terakhir.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Bahkan ketinggian air sungai mendekati lantai jembatan yang terbuat dari anyaman bambu pada akhir pekan lalu. Para pengendara sepeda motor juga tak berani melewati jembatan sasak ketika air sungai bertambah signifikan.

Mereka tak mau mempertaruhkan nyawa melewati jembatan sasak Solo-Gadingan demi menyeberangi sungai. “Selama hujan turun, jembatan sasak ditutup sementara. Terlalu berisiko jika dilewati pengendara sepeda motor, “ kata Lurah Sewu, Iwan Murtanto, Selasa.

Biasanya, jembatan sasak dibuka kembali pada pagi hari. Namun, pengelola jembatan mengukur terlebih dahulu ketinggian air sungai. Jika ketinggian air sungai melandai, jembatan sasak bisa kembali dibuka dan dilewati pengguna jalan.

Baca Juga: Jembatan Sasak Solo-Gadingan Belum Berizin, BBWSBS: Nanti Ada Tindak Lanjut

Apabila ketinggian air sungai semakin bertambah signifikan, jembatan sasak tetap ditutup sementara. “Jembatan dioperasikan buka tutup saat pagi hari. Biasanya, siang hari sudah mendung. Jembatan sasak langsung ditutup jika kondisi cuaca tak memungkinkan,” ujarnya.

Aspek Keselamatan Jadi Perhatian

Selama beberapa hari terakhir, jumlah pengguna jalan yang melewati jembatan sasak Solo-Gadingan tak sebanyak saat awal penutupan Jembatan Mojo, akhir September lalu. Saat itu, para pengendara sepeda motor mengantre sampai ratusan meter dari bibir sungai.

Mereka harus menunggu selama puluhan menit untuk menunggu giliran menyeberangi sungai. Setelah ditutup sementara pada akhir pekan lalu, banyak pengguna jalan memilih melewati Jl Ciu menuju Bekonang maupun Jembatan Jurug C.

Baca Juga: Jembatan Sasak Solo-Gadingan Kembali Dibuka, Pengendara Motor Langsung Antre

“Pintu masuk dari Kampung Beton, Sewu, maupun Desa Gadingan, Mojolaban, bakal ditutup jika turun hujan lebat dengan intensitas tinggi. Biasanya, sore hari sudah turun hujan. Kami tidak berani membuka jembatan untuk pengguna jalan,” ujar pengelola jembatan sasak, Sumadi, kepada Solopos.com, Selasa.

Sumadi menyampaikan aspek keselamatan dan keamanan pengguna jalan diprioritaskan dalam pengoperasian jembatan sasak. Selama ini, para pengelola jembatan sasak disebar di kedua sisi sungai untuk memastikan keselamatan dan keamanan pengguna jalan yang melewati jembatan untuk menyeberangi sungai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya